Mentri Komunikasi dan Informatikan Rudiantara (Fhoto Detik.Com) |
Jakarta, BANGUNPIAMAN.COM - Presiden Joko Widodo ternyata pernah berpesan kepada seluruh menteri yang ada di kabinetnya agar memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi komunikasi untuk mempermudah pelayanan publik.
Permintaan itu terungkap oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat memberikan sambutan kala membuka ajang kompetisi The NextDev 2016 yang digelar Telkomsel.
"Presiden dalam rapat terbatas kabinet menyatakan semua layanan publik harus memanfaatkan IT, ICT, dan harus online," ujar menteri yang akrab disapa Chief RA itu di Kota Kasablanka, Jakarta, Senin (9/5/2016).
"Misalnya, siapa yang punya SIM. Sekarang bisa pakai mobil, tapi nanti dituntut agar saat berada di luar kota tetap bisa perpanjang SIM. Semua memerlukan aplikasi," paparnya lebih lanjut.
Nah, untuk menyediakan aplikasi yang dimaksud, diperlukan pengembang aplikasi yang handal, mengerti pokok permasalahan, dan bisa memberikan solusi. Namun itu semua tidak tercipta dengan instan. Diperlukan sebuah proses.
Itu sebabnya, Kominfo bersama stakeholder industri, termasuk Telkomsel, gencar untuk menumbuhkan usaha rintisan digital alias startup. Tujuannya agar banyak tercipta perusahaan teknologi baru yang bisa memberikan solusi.
"Namun permasalahan di Indonesia untuk startup lokal, adalah terbatasnya keahlian untuk coding. Pak Anies (Mendikbud) bilang akan memasukkan mata pelajaran coding untuk kurikulum tahun depan," ujar Chief RA.
Selain ilmu coding di sekolah menengah atas, penciptaan startup juga terus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan teknologi, salah satunya operator Telkomsel melalui The Next Dev. Tahun ini program pencarian startup itu dilaksanakan kembali dengan mengambil tema 'Karya Anak Bangsa untuk Solusi Indonesia'.
Penyelenggaraan pada tahun kedua ini tetap fokus pada pengembangan Smart City, namun dengan ruang lingkup yang lebih luas, yaitu pengembangan aplikasi untuk daerah pedesaan.
"Menurut kami, masalah perkotaan memiliki keterkaitan yang erat dengan masalah pedesaan. Karena itu, konsep Smart City sebaiknya juga mampu mengakomodir masalah pedesaan untuk menciptakan dampak yang lebih holistik bagi masyarakat," ujar Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah di tempat yang sama.
Persyaratan untuk bisa mengikuti kompetisi ini adalah tim, atau individu WNI berusia 18-30 tahun. Kompetisi ini akan menyasar 20 kota di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Ambon.
Dari sekian banyak aplikasi, 20 tim akan dipilih sebagai finalis yang akan memperoleh pelatihan dan pendampingan secara intensif, mulai dari pengembangan soft skills, teknik melakukan coding, marketing skill hingga keahlian berkomunikasi.
The Next Dev tahun pertama yang diadakan pada 2015, telah menjaring sekitar 500 ide cikal bakal startup lokal. Dari situ, diseleksi 20 tim yang idenya paling sesuai dengan visi Smart City Indonesia. Tiga pemenang dalam The Next Dev tahun lalu, adalah aplikasi Gandeng Tangan, Rumah Sinau, dan Jejakku.
SUMBER : DETIK.COM
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih