Inilah Oli Palsu Yang Dimusnahkan Kejaksaan Negeri Pariaman, di Pabrik Indarung II/III Semen Padang. Fhoto : Istimewa |
PARIAMAN---Kejaksaan Negeri Pariaman musnahkan 10.456 botol oli ilegal bermerek Federal Oil Ultratec dan Federal Oil Federal matic dari PT Federal Karyatama yang tertangkap sebelumnya di sebuah toko di Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2018 silam.
Keseluruhan oli ilegal hasil penangkapan tersebut dibawa menggunakan truk, mobil pick-up milik Dinas Perkim dan LH Kota Pariaman serta mobil angkutan barang bukti milik Kejari Pariaman menuju Padang.
Pemusnahan dilakukan di Pabrik Indarung II/III PT. Semen Padang, Padang, Jumat (20/12) pagi. Disaksikan langsung Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin didampingi Kepala Kejari Pariaman Efrianto, Direktur Operasi PT. Semen Padang Firdaus, Kepala Diskominfo Kota Pariaman Hendri, Kepala Dinas PUPR Asrizal, Sekretaris Dinas Perkim dan LH.
Wawako Pariaman Mardison Mahyuddin, yang turut diundang menyaksikan pemusnahan tersebut mengucapkan terimakasih kepada Kejari Pariaman, yang telah mampu mengungkap dan memproses oli ilegal tersebut yang bernilai ratusan juta rupiah.
"Kejadian ini bukan hanya merugikan produsen oli tersebut, namun juga konsumen yang berada di wilayah Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, lantaran banyak para dealer servis di Kota Pariaman yang membeli oli tersebut yang merusak kendaraan mereka," ungkap Mardison.
Mardison mengapresiasi atas kinerja Kejari Pariaman, sehingga dengan terprosesnya dan terungkapnya sindikat oli ilegal ini, mampu menjadi sebuah upaya penyelamatan terhadap para pengguna kendaraan bermotor yang ada di Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman.
Juga kepada PT. Semen Padang, Wawako Mardison ucapkan terimakasih karena telah membantu memfasilitasi tempat pemusnahan oli ilegal tersebut.
Kepala Kejari Pariaman Efrianto, mengungkapkan sebelumnya pihak kepolisian dan FKT berhasil mengungkap sindikat pengedar pelumas Federal Oli palsu di dua daerah yakni Yogyakarta dan Padang Pariaman. Dan yang tertangkap di Kabupaten Padang-Pariaman tersebut telah diputus melalui vonis Pengadilan Negeri Pariaman.
Tersangka telah dijerat Pasal 100 dan 102 Undang-undang Nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, jo pasal 54 Undang-undang Nomor 31 tahun 2000 tentang desain Industri jo Pasal 62 ayat (1) jo Pasal 8 ayat (1) huruf a dan e Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.(phaik/Harsy)