Ini Rokok Vape Rakitan Yang Terbuat dari Peting Lampu. Fhoto : wr/mn |
PARIAMAN -Ada-ada saja tingkah laku anak Sekolah Dasar ( SD) di Desa Balai Kuraitaji Kecamatan Pariaman Selatan ini.
Bukannya belajar, malah kedapatan merokok menggunakan peting lampu yang telah dirakit dan dimodif ala rokok eletrik (Vape)
Siswa SD tersebut berjumlah 4 orang dipergoki oleh Dubalang Desa Balai Kurai Taji Alex saat sedang menghisap vape ciptaan mereka di belakang sekolah.
"Para siswa yang berjumlah 4 orang itu kita pergoki bersama kepala sekolah ketika mereka sedang asyik secara bergantian menghisap asap yang keluar dari vape ciptaannya," katw Alex Selasa (28/01/2020).
Alex merasa terkejut juga perilaku anak sekolah dasar tersebut, kareha baru kali ini ia mendapati anak SD merokok menggunakan vape rakitan.
"Biasanya kita pergoki anak-anak menghisap rokok tembakau atau lem dalam kaleng, namum baru kali ini menggunakan media petting lampu yang sudah dimodifikasi," ulasnya
Setalah benda sebagai media merokok tersebut diamankan dan dibuka satu-persatu ternyata kepala petting lampu itu, dalamnya diisi dengan kapas, sementara cairan liguidnya tetap menggunakan minyak vape biasa.
"Sedangkan ujung tempat keluarnya asap pembakaran digunakan ujung pena biasa yang lobangnya kecil, sementara untuk membakar menggunakan mancis," tutur Alex.
Kabid Dikdas dan SMP Dispora Pariaman Yurnal saat dikonfirmasi mengenai perilaku siswa SD tersebut menyebutkan, bahwa ini adalah temuan baru.
"Kalau temuan baru seperti ini, kita lihat dulu bagaimana siswa tersebut merakitnya kemudian dilakukan penyuluhan ke sekolah bahwa telah adanya kreatifitas negatif baru yang telah dibuat oleh anak," ujarnya
Tujuan penyuluhan supaya guru lebih intens mengawasi siswanya termasuk pemanggilan orang tua untuk dilakukan pembinaan.
Yurnal mengungkapkan, perilaku demikian merupakan kretifitas namun mengacu ke arah yang salah.
"Bisa saja siswa ini belajar pada pecandu vape yang lain. Jadi antisipasi kreatifitas yang seperti ini adalah guru harus lebih cepat tahu dan mengetahui segala tindakan anak yang mencurigakan," ulasnya.
Guru di sekolah harus lebih kreatif lagi daripada siswanya. Setiap ada hal baru yang dikerjakan anak baik secara sembunyi ataupun terang-terangan harus dicurigai
"Guru seharusnya sudah bisa memetakan terhadap anak yang kurang dapat perhatian. Karena guru lebih memahami karakter dan perilaku muridnya," ulasnya lagi.
(Ib/wr/mn)