Mahasiswa STKIP Lubuk Alung Gelar Aksi Damai, Untuk Menuntut Hak Akademik Yang Selama Kurang Mendapat Perhatian. Fhoto : Istimewa |
LUBUK ALUNG-----Mahasiswa STKIP YDB Lubuk Alung melakukan aksi di halaman kampusnya, kemarin.
Mereka menuntut pihak yayasan melakukan pembenahan. Pasalnya, hak akademik mahasiswa tersebut tidak terpenuhi.
Di antaranya dosen yang jarang masuk, anggaran organisasi mahasiswa tidak direalisasikan, atribut mahasiswa tidak diserahkan, dan sarana prasarana kampus yang tidak memadai.
"Sebelum aksi ini kami sudah melayangkan petisi tuntutan kami kepada yayasan. Petisi itu ditandatangani sekitar 190 orang mahasiswa," ujar Koordinator Lapangan Aksi Mahasiswa STKIP YDB Lubukalung, Firman Febriansyah.
"Lantaran merasa tidak puas, makanya kami melakukan aksi ini agar kampus melakukan pembenahan pelayanan secepat mungkin. Minimal diselesaikan awal semester depan," ujar
Pembenahan yang dimaksudkan mahasiswa, imbuhnya, dimulai dari mengisi struktur kampus, seperti ketua dan pembantu ketua STKIP YDB yang kosong.
Sebab hal itu berdampak terhadap efektivitas perkuliahan, karena adanya dosen yang sering bolos mengajar.
"Bahkan beberapa dosen sampai tiga bulan tidak mengajar. Jadi apa yang akan didapat mahasiswa dari kampus ini," ujarnya.
Selain itu, katanya mahasiswa juga menuntut hak mereka, seperti dana organisasi mahasiswa (ormawa), atribut mahasiswa, dan sarana prasarana perkuliahan.
"Program ormawa tidak jalan karena tidak adanya dana. Hak mahasiswa seperti almamater, pakaian olahraga, dan kartu mahasiswa ada yang belum diserahkan. Fasilitas belajar sangat kurang, contohnya saja LCD Proyector hanya satu disediakan," ungkapnya lagi.
Jika yayasan tidak memenuhi tuntutan itu, lanjutnya, mahasiswa bakal melaporkan permasalahan tersebut ke Ombudsman RI Perwakilan Sumbar dan Kopertis Wilayah X.
"Kami dijanjikan oleh yayasan untuk audiensi besok (hari ini, Red). Jadi, tuntutan ini akan kami pertegas lagi besok," pungkasnya.
Membenarkan, Wakil Ketua Yayasan Dharma Bakti (YDB), Ichwan Boestami mengatakan bahwa hari ini (11/1) pihaknya akan audiensi dengan perwakilan mahasiswa STKIP YDB Lubukalung.
"Pada prinsipnya kami sangat mendukung aksi damai dari mahasiswa, karena ditujukan untuk kemajuan kampus juga," ujar Ichwan yang juga Wali Nagari Sungai Abang, Lubukalung.
Menyangkut tuntutan mahasiswa untuk membenahi stuktural kampus, Ichwan membantah adanya struktural yang kosong.
Sedangkan soal dosen yang bolos berbulan-bulan pihaknya akan memastikan dengan pemeriksaan nantinya. "Mengganti ketua itu kan tidak mudah. Sebab ada peran Kopertis," ujarnya.
Lalu soal dana ormawa dan atribut mahasiswa yang tidak diserahkan, ia mengaku tidak mengetahui hal tersebut.
Ia juga memastikan akan memeriksanya bersama jajaran yayasan dan kampus. "Yayasan ini sifatnya kan tidak turun langsung. Jadi soal dana ormawa dan atribut mahasiswa itu, kami tidak dapat laporan ada kendala seperti yang diceritakan," ujarnya.
Soal merosotnya minat lulusan SMA sederajat kuliah di sana, menurut Ichwan tidak berkaitan dengan biaya kuliah.
Sebab sejauh ini pihaknya merasa mahasiswa masih diringankan dengan biaya kuliah yang masih sangat murah. Bahkan lebih murah dibandingkan perguruan tinggi negeri besar di Sumbar.
"Akreditasi kita masih bagus. Sekarang orang kuliah kan memang memilih tempat. Peminat kampus pendidikan juga terus merosot," hematnya.
Terpisah, sejumlah alumni yang menyaksikan kejadian tersebut turut mengemukakan pendapatnya. Di antaranya disampaikan oeh Azhari Kurnia Pratama, Mahatma Muhammad, Gerry Tanjung, Robi Rinando, dan Rahmat Hidayat.
Menurut mereka yayasan memang harus mengambil keputusan tegas dan langkah strategis dalam membenahi kampus.
"Kalau memang yayasan kesulitan pengembangan kampus karena biaya, caranya tentu dengan mencari mitra yang bersedia membeli sejumlah saham kampus. Sayang kalau dipertahankam dengan kondisi ekonomi yang lemah," hemat para alumni angkatan 2010 tersebut.
Para alumni itu mengaku memang memantau aksi mahasiswa tersebut. Mereka mengklaim telah mendapat restu dari sejumlah alumni yang sebelumnya sudah berdiskusi dalam grup Whatsapp.
"Alumni ini kan banyak yang sudah bekerja. Makanya kami saja mewakili untuk melihat aksi adik-adik di kampus ini. Takutnya ada keributan karena melanggar aturan saat aksi. Jadi kami kasih masukan juga sebelum mereka aksi," ungkapnya.
Terkait adanya dugaan alumni menunggangi aksi mahasiswa tersebut, para mantan pimpinan Ormawa STKIP YDB tersebut malah tertawa.
Penilaian itu menurut mereka sangatlah bodoh. "Apa yang mau kami cari di kampus ini. Kami malah tidak ingin almamater kami hilang. Aksi adik-adik menurut kami sangat intelektual dan baik untuk mempercepat gerak motor kemajuan kampus," pungkas Azhari, salah seorang alumni tersebut. (***/rel)