Ustad Afrinaldi Yunas. Fhoto Dok.Humas Padang Pariaman |
Ditengah pandemi melanda seluruh belahan dunia yang membawa pengaruh besar terhadap kehidupan manusia dimana semua aktivitas harus dipindahkan ke rumah termasuk kegiatan belajar, bekerja dan bahkan beribadah.
Perubahan ini juga dirasakan oleh salah seorang ASN di Kabupaten Padang Pariaman yakninya Afrinaldi Yunas, selain menjadi ASN di Padang Pariaman beliau juga gencar sebagai pendakwah dalam kesehariannya.
Pengalihan semua aktivitas yang hanya dirumah saja membuat pria 37 tahun ini menghadirkan kreativitas baru dimana kegiatan dakwah ia lakukan melalui kanal Youtube.
hal ini ia lakukan dikarenakan ditiadakannya kegiatan di mesjid selama masa pandemi ini.
Surau Milenial merupakan channel youtube yang digarap langsung oleh ustadz Afrinaldi Yunas, channel ini sebelumnya sudah ia buat dengan nama akun pribadinya.
Namun karena adanya pandemi ini Ia memutuskan untuk mengganti program ini sebagai tempat untuk berdakwah.
Channel youtube ini telah menghasilkan lebih dari 50 konten termasuk konten yang berisi masalah Covid-19 terdiri dari 19 konten dengan bahasa minang yang juga sudah diterbitkan dalam bentuk buku dan ceramah ramadhan yang terdiri dari enam konten
"Awalnya channel youtube ini hanya saya gunakan untuk pribadi namun setelah adanya pandemi Covid-19 ini saya memutuskan untuk menjadikan channel ini sebagai tempat penyampaian dakwah selama masa pandemi," katanya
" Dimana pandemi ini mengharuskan kita berada dirumah saja. Selain itu, hal lain yang menguatkan untuk menyampaikan dakwah lewat youtube ini yakninya dengan kemajuan teknologi masa sekarang ini, dimana semua orang dapat mendengarkan ceramah dimanapun mereka berada dan tidak harus berada di surau," ulasnya
Lulusan Magister IAIN Imam Bonjol ini juga menyampaikan tantangan yang ia hadapi dalam peralihan tempat berdakwah ini yakni biasanya ketika berdakwah dimesjid akan bertatap muka langsung dengan audiens.
Berbeda ketika berdakwah melalui program ini pada awalnya ia merasa kaku dan juga butuh penyesuaian.
"Pada awalnya saat menyampaikan ceramah di depan kamera saya merasa kikuk karena biasanya dihadapkan langsung dengan jamaah dan langsung melihat mimik wajah orang tersebut, berbeda dengan ini, pada konten pertama yang ditayangkan hanya melalui suara. Namun berdasarkan permintaan penonton untuk melihat langsung penceramahnya sehingga saya memutuskan untuk muncul didepan kamera," terangnya
Selain itu tantangan lain yang juga ia temukan untuk mengisi konten tersebut butuh pembelajaran lebih mulai dari pengambilan video hingga mengedit video serta unggah video yang harus ia lakukan sendiri, sehingga dalam sehari maksimalnya menghasilkan satu video.
"Pengambilan video dimulai dari persiapan materi yang matang, dimana dalam penyampaian materi tersebut ketika dalam rekaman dihindari adanya pengulangan kata, berbeda dengan ceramah ketika di mesjid yang dapat diulang pada pertengahan maupun akhir dakwah," tuturnya.
Pria yang pernah belajar di Pondok Pesantren Modern Taman Pendidikan Ulama Zuama (PPM TAPUZ) Kota Pariaman ini juga berharap dengan munculnya program ini dapat menginspirasi Dai lainnya untuk berkreasi dalam penyampaian dakwahnya.
Terutama pada saat pandemi seperti sekarang ini dimana para Dai tidak dapat berdakwah di masjid seperti biasa. Hal inilah alternatif lain yang digunakan untuk penyebaran kebaikan dalam penyelamatan umat, serta ini juga dapat dijadikan alat pembelajaran atas teknologi yang berkembang.
Pada saat pemberlakuan PSBB ini berimbas terhadap cara menyampaikan dakwah, dimana biasanya dalam satu minggu saya dapat menyampaikan dakwah pada tujuh surau yang berbeda dengan topik yang sama.
"Namun, hal ini juga memberikan dampak positif terhadap saya, dimana penyampaian dakwah di program youtube memotivasi saya untuk menyampaikan materi yang berbeda setiap harinya sehingga membuat saya lebih giat lagi belajar untuk mendalami ilmu agama," ulasnya.
Selain berdakwah beliau juga senang menulis dibuktikan dengan banyaknya buku yang telah ia terbitkan diantaranya selama di bangku kuliah Ia telah menerbitkan dua buku yakninya Kiat Mendidik & Mengatasi Problematika Anak dan Kado untuk Pasien.
Pada tahun 2011-2013 saat menyelesaikan studi S2 di Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol, Padang ia juga melahirkan Buku Bahasa Arab itu Mudah dan diawal 2020, terbit juga Buku Doa, ‘Senjata’ yang Terabaikan.
Menulis adalah aktifitas rutin hariannya. Tidak hanya di media sosial, media cetak dan elektronik, blog pribadi dan jurnal ilmiah, bahkan bergabung di komunitas yang memiliki kegemaran menulis adalah hal yang menyibukkannya saat ini.
Ditambah dengan berbagi ilmu menjadi guru, dosen, pemateri tentang keagaaman dan memberi motivasi kepada generasi muda adalah pilihan aksinya.
Selama bulan ramadhan ini kita dapat menebar banyak kebaikan, salah satunya ikut membagikan konten dakwah yang ada di akun youtube Surau Milenial dan jangan lupa juga untuk disubscribe sekaligus mendukung dakwah yang gencar dilakukan oleh Afrinaldi Yunas ASN inspiratif Padang Pariaman. (RHPP)