PASAMAN BARAT-----Ibarat sama-sama menuju kota Padang. Pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) Agus Susanto- Rommy Candra sudah selangkah di depan dari pasangan bakal calon lainnya.
Mau tidak mau, suka atau tidak suka. Agus-Rommy sudah star duluan dan sudah mengantongi dukungan 24.434 mandat dari rakyat "Tuah Basamo" itu yang tersebar di 11 kecamatan.
Terukur dan jelas. Lolos dari verifikasi faktual oleh KPU setempat. Dukungan dari rakyat jelas. Tidak hanya berupa KTP saja, tetapi juga surat pernyataan formulir BA1 KWK.
Pasangan ini ibaratnya sudah sampai daerah Bawan Agam hendak menuju Kota Padang. Sementara pasangan bakal calon lainnya masih mau berangkat dari Simpang Empat.
Kendaraannya baru dapat, dukungan yang jelas diperoleh hanya baru dukungan Partai Politik. Bermatrai enam ribu iya, tapi berpenompang belum tentu.
Lantas apakah pasangan Agus -Rommy duluan sampai Kota Padang. Belum tentu juga. Apakah minyak cukup, apakah penumpangnya turun di Simpang Gudang atau malah turun di Lubuk Buaya.
Yang jelas mereka sudah selangkah di depan menuju tujuan terakhir Kota Padang yang jika tidak berubah seperti 27 Februari 2016 lalu tempat pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih nantnya.
Kenapa pasangan ini selangkah di depan tentu ada alasan. Tak dipungkiri dulunya proses tahapan Pilkada bagi jalur perseorangan membuat pasangan ini sudah bergerak di akar rumput.
Tim dan relawan diyakini telah terbentuk sampai tingkat kejorongan. Sosialisasi sudah jauh-jauh hari dimulai, baliho gambar terpampang duluan dari gambar lain. Bahkan sudah berjejar tapi di dalam rumah warga.
Dukungan telah diperoleh dan faktanya lolos dari verifikasi faktual KPU bahkan berlebih dari batas minimal dukungan yang dipersyaratkan UU.
Sementara pasangan bakal calon lainnya pascamendaftar di KPU baru mengantongi dukungan parpol pengusung. Punya basis iya, mendukung belum tentu.
Melihat kondisi itu, sangat wajar kiranya paslon lain harus nginjak fuul gas mengejar Agus-Rommy agar tidak ketinggalan lebih jauh. Sementara Agus-Rommy harus mampu menjaga dukungan agar mencoblos mereka nanti di TPS pada 9 Desember 2020.
Agus-Rommy yang mengklaim mereka mendapatkan mandat dari rakyat dan merupakan sejarah baru dalam perpolitikan Pasaman Barat. Perdana mampu maju di Pilkada dari jalur perseorangan tanpa dukungan partai politik.
Secara persentase, angka 24.434 merupakan modal yang kuat dalam meraih kemenangan jika mampu menjaga dan menggiring dukungan itu mencoblos mereka di TPS.
Logikanya, jika 24.434 jiwa ini bisa dikawal dan dipastikan memilih pasangan ini dan ditambah pemilih pemula. Pasangan ini sangat berpeluang untuk jadi champion.
Modal ini tentunya tidak harus membuat pendukung Agus-Rommy jadi jumawa. Namun tetap berusaha keras sampai ke Padang dengan penumpang yang penuh dan dilantik di Gubernuran.
Lantas bagaimana dengan Paslon lain? Hamsuardi-Risnawanto diusung oleh PAN, PKS dan PDIP. Dilihat dari track recornya Hamsuardi pada Pilkada 2015 lalu yang berpasangan dengan Kartuni berhasil meraup suara 41.922 suara, pada Pileg DPR RI juga dapat memperoleh suara diatas 30 ribu.
Apakah ini basis. Tentu. Cukup kuat dan diperhitungkan. Tinggal bagaimana kembali "memupuk" dukungan itu menjadi dukungan nyata saat 9 Desember nanti.
Begitu juga dengan Risnawanto. Punya pengalaman pernah jadi Wakil Bupati periode 2005-2010 dan pernah menjadi anggota DPRD Pasbar tentu sosok ini cukup kuat dan punya massa.
Selanjutnya Paslon Maryanto-Yulisman yang diusung Partai Gerindra dan PBB. Pasangan ini khususnya Maryanto merupakan pendatang baru di perpolitikan Pasbar yang cukup diperhitungkan bahkan bisa menjadi pengganjal bagi pasangan lain.
Dengan basic bankir dan punya pengalaman membina kelompok tani di Pasbar tentu memiliki jejaringan yang cukup kuat namun belum terukur dikancah politik.
Berpasangan dengan Yulisman tentu menjadi modal dalam perpolitikan Pasbar. Bagaimana tidak, Yulisman seorang insinyur yang kaya akan pengalaman politik dan berasal dari daerah Kinali yang jumlah pemilihnya cukup tinggi. Bahkan pernah duduk menjadi anggota DPRD Pasbar.
Paslon Yulianto-Syafrial dari Partai Demokrat dan Nasdem merupakan gabungan Petahana dengan mantan Wali Nagari Kinali.
Yulianto yang saat ini menjadi Bupati Pasbar tentu memiliki kekuatan dan amunisi sebagai petahana. Modal ini tentu menjadi kekuatannya bersama Syafrial yang notabene seorang mantan Walinagari Kinali yang cukup dikenal dan dekat dengan masyarakat.
Dan Paslon Erick-Syawal Suro mencoba datang dengan konsep energi baru Pasbar. Berlatar belakang sebagai pengusaha dan ulama pasangan ini menjadi pasangan yang pantas diperhitungkan.
Meskipun belum memiliki pengalaman di dunia politik pasangan yang didukung oleh Partai Golkar, PPP, Perindo dan PKB ini bakal habis-habisan menggerakkan mesin partai dan jaringan keduanya sebagai pengusaha dan ulama.
Apalagi Erick merupakan anak kandung dari anggota DPR RI saat ini Emma Yohanna yang suaranya terbukti mengantarkannya jadi anggota DPD RI. Belum lagi Syawal Suro yang merupakan seorang ulama kondang di Pasbar.
Dengan pergaulan yang luas dan memiliki jemaah, perkumpulan, organisasi, paguyuban dan lainnya tentu memiliki pendukung juga.
Dari Paslon yang diusung parpol itu tinggal menggerakkan mesin parpol yang ada. Pertanyaaannya apakah masing-masing kader parpol mendukung paslon yang diusung? Bisa jadi Parpolnya saja yang diberikan sementara suara tidak?alias main "duo/tigo kaki". Bisa jadi memang mendukung fuul.
Tinggal bagaimana lagi menggerakkan tim dan relawan yang ada disisa waktu ini. Pasangan manakah yang duluan sampai ke Padang untuk pelantikan? Agus-Rommy kah?Hamsuardi-Risnawanto kah? Maryanto-Yulisman kah?Erick-Syawal Suro kah atau Yulianto-Syafrial?.
Semuanya belum ada yang pasti. Seiring waktu politik itu dinamis, penuh intrik dan letupan-letupan kejut.
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih