Kepala Dinas Kesehatan Padang Pariaman Yutiardi Rivai Menyerahkan Bantuan Makanan Tambahan, Jumat 30 April 2021 di Nagari Sikabu Lubuk Alung. Fhoto : Istimewa |
LUBUK ALUNG---Penanganan kasus Kurang Energi Kalori (KEK) dan stunting sangat dibutuhkan kerjasama lintas sektoral dan pihak terkait lainnya.
" Tenaga kesehatan yang turun ke lapangan melalui pelayanan posyandu dan pemberian makanan tambahan diharapkan terus melakukan pemantauan terhadap kasus KEK yang ditemuinya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Drs. Yutiardy Rivai, Jumat (30/04/2021), saat memberikan bantuan pemberian makanan tambahan (PMT) di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Kecamatan Lubuk Alung.
Pada kesempatan itu Kadiskes Yutiardy didampingi Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Nurhayati,Kasi Kesga gizi,Kasi Promkes dan Pengelola Gizi dan Pengelola Ibu Dinkes, Kepala Puskesmas Sikabu drg. Diana Angraini dan Walikorong setempat.
Kepada penerima PMT, Yutiardy mengingatkan pentingnya mengkonsumsi gizi yang cukup untuk pertumbuhan janin dalam kandungan dan bayi yang dilahirkan.
Terutama pada 1.000 hari pertama, yakni 270 hari dalam kandungan dan dua tahun setelah lahir. Sehingga anak yang dilahirkan jangan sampai mengalami stunting (kerdil).
“KEK sendiri merupakan malnutrisi pada ibu hamil yang merupakan keadaan ketika seorang ibu hamil mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun,” jelas Yutiardy.
Yutiardy menjelaskan, bantuan makanan yang diberikan harus diberikan hanya untuk bayi dan ibu hamil. Jangan dimakan oleh anggota keluarga yang lain.
Yutiardy juga menipis tudingan banyaknya ditemukan kasus KEK dan stunting di Padang Pariaman akibat tenaga kesehatan (bidang desa dan kader posyandu) tidak bekerja turun ke lapangan.
Justru dengan banyaknya ditemukan KEK tersebut akibat tingginya aktifitas tenaga kesehatan ke lapangan. Berbagai masalah kesehatan di tengah masyarakat cepat diketahui.
Dikatakan Yutiardy, kunjungan kepada masyarakat yang mengalami KEK ini sebagai bentuk keseriusan Dinas Kesehatan mencegah terjadinya KEK.
Pada kunjungan ke wilayah Puskesmas Sikabu, Yutiardy menyerahkan PMB pada satu balita (bayi lima tahun) dan dua ibu hamil. Pertama, Yesi Susanti yang memiliki anak Kinar Putri Armansyah (3,5) yang berat badannya di bawah normal.
Yesi bersama suaminya Muhammad Fahmi Hakim, 2 tahun belakangan pulang kampung yang sebelumnya merantau.
“Hingga kini administrasi kependudukannya masih dalam proses. Mudah-mudahan segera selesai sehingga memudahkan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan pelayanan lainnya,” tutur Walikota Kampung Tangah Nagari SIkabu Debi Dimas Andika.
Kedua, Riza (25) yang tengah hamil 9 bulan. Dari kondisinya, Riza mengalami KEK. Sehingga rawan pendarahan dan bisa mengancam anak lahir kurang sehat.
Ternyata, suaminya Agra tengah merantau di Pekanbaru. Setelah menikah, Riza diboyong ke Pekanbaru oleh suaminya. Setelah hamil akan melahirkan, dipulangkan.
" Hingga kini, Riza belum terdaftar sebagai peserta BPJS,” tutur Kabid Kesmas Nurhayati.
Kunjungan diakhiri di Korong Kayu Gadang Nagari Lubuk Alung di rumah Jelia Erlina (14) yang usia kehamilannya 5 bulan. Ditemani suaminya Riski (26) yang sehari-hari buruh sawit.
Jelia anak kedua dari lima bersaudara, setamat sekolah dasar melangsungkan pernikahan.
Didampingi Walikorong Kayu Gadang Dino Safri, Kadis Kesehatan Yutiardy menasehati Jelia agar memperhatikan gizi makanan selama kehamilan.
(rel/wis)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih