Gambar Ilustrasi Copy By Google Image |
Aku Dan Sajak Pulunganku
Aku menyusuri rimba
Melihat dedaunan berjejeran
Aku pilah, aku bawa pulang
Dirumah, aku lafalkan berulang-ulang
Sampai aku diberi gelar pemulung
Aku memulung sajak dedaunan berserakan
Memulung gemerlap sajak para bintang
Benturungku
Kamu itu bak benturungku
Menggerebek ayam di larut malam
Benturung, kau piaaran purwaku
Benturung, kau bayanganku
Sungguh jentaka diriku
Benturungku tak suah pulang
Rasaku bak di awang-awang
Sadarku getirnya sarwa itu
Nelangsa
Suara burung pipit yang begitu merdu
Senyummu bergelora di hatiku
Tapi harapan itu sirna
Melihat kenyataan yang ada
kau juga beperang di angkasa
Laksana elang menyambar mangsanya
Kau tidak memberi secuil harapan
Yang tersisa cuman bayangan
Aku harus melawan
Melawan kegelapan hatiku yang ada
Oh semesta...titip salam ku padamu
Aku suka Rindu itu
Bintang
Bulan purnama bersinar terang
Begitu terang diangkasa
Beribu-ribu cahaya masuk
Bercahaya ketika telah hitam
Malam di kotaku
Menghantarkan keheningan
Gugusmu masih terpancar
Indah dipandang malam itu
Aku mohon
Jangan sembunyi sendiri
Jangan hilang ditelan bumi
Sunyi hati ini
Hujan
Rintik hujan seperti alunan piano
Begitu merdu
Terdengar sampai ke ruang angkasa
Keheningan di dalam hati tak pernah reda
Hujan kau begitu gagah perkasa
Layaknya sebuah tentara
Hujan...
Aku benci.
Jangan basahi hatiku
Hatiku cuma ingin kau seperti dulu
Aku tidak suka suasana haru
Penulis Puisi Adalah Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand angkatan 2019 berdomisili di Padang Pariaman Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih