Fhoto By Google Image/Kompasiana |
Bebaskan
Aku masih bisa bernapas
Aku ingin seperti burung
Mengudara di ruang hampa
Tanpa ada yang menyayangga
Kebebasan tak selalu sama...
Kebebasan tentang udara kita yang berbeda
Aku bagai terbelenggu
Dibawah alam bawah sadarku.
Masa depanku bukan kau
Bunga
Dengarkan aku
Bebaskan aku dari jeruji ini
Oh Tuhan
Aku mohon
Wahai semesta
Bebaskan aku
Tandikat, 19 September 2020
Peci dan kepala
Kau begitu mempesona...
Indah dipandang pelupuk mata..
Kau bisa dikenakan sepanjang hari..
Kau juga suci...
Tidak bisa dikenakan di mata kaki...
Kau bagaikan diikat dengan tali...
Tak boleh dipisahkan lagi....
Tandikat, 20september 2020
Jiwa
Suara ku sudah parau...
Kakiku sudah patah...
Dingin badanku...
Hatiku bagaikan es...
Jiwaku bagaikan gempa....
Jiwaku layaknya diterjang tsunami...
Jiwaku tumbang layaknya batang pohon...
Jiwaku bagaikan silet...
Jiwaku penuh debu..
Jiwa...
Mengapa kau gila...?
Karena apa kau bisa seperti ini?
Tolong katakan padaku...
Tandikat, 21 September2020
Hijrahku
Dulu aku begitu kumuh...
Pakaianku begitu lusuh...
Aku layaknya musang...
Mencari ayam di setiap malam...
Tapi semenjak kecelakaan itu..
Jiwaku layaknya gempa...
Goncangan hebat disetiap jiwaku...
Hatiku berdesir mengingat malam itu...
Semuanya berubah dalam sekejap...
Beratus-ratus hari aku mengurung diri...
Tapi ada kenikmatan seperti candu...
Seorang diri tanpa mentari menyinari...
Terima kasihku padamu....
Kau telah megilhamiku...
Pada kau aku kembali...
Pada kau aku berserah diri...
Tandikat, 21 September 2020
Rindu
Sayup ku dengar angin malam ini
Sayup nafasku berderai tiada henti
Maafku hanya ilusi
Doaku dalam sebilah Rindu
Tandikat, 5 Oktober 2020
Penulis Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand angkatan 2019 berdomisili di Padang Pariaman Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih