Dahlan Abdullah. Fhoto Dok.Wikipedia |
DAHLAN ABDULLAH, PEJUANG KEMERDEKAAN INDONESIA YANG TERLUPAKAN
BAGINDO Dahlan Abdullah lahir di Pasia Pariaman pada 15 Juni 1895 dari pasangan H. Abdullah, seorang kadi di Pariaman, dan istrinya yang biasa dipanggil “Uniang”.
Di masa mudanya beliau bersekolah di Inlandsche School di Pariaman, kemudian melanjutkan pendidikannya di Kweekschool Fort de Kock (Bukittinggi) dan tamat pada tahun 1913.
Pada tahun 1916 ia masuk Fakultas Indologi Universiteit Leiden, kemudian berhasil menggondol diploma dalam Bahasa Melayu dan Antropologi (Volkenkunde).
Setelah menempuh pendidikan di Universitas Leiden Belanda, Dahlan dikenal terlibat aktif dalam pergerakan mahasiswa untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sepulangnya ke Tanah Air, Dahlan bersama pejuang lainnya bergabung dengan Partai Indonesia Raya (Parindra), seangkatan dengan Mohammad Husni Thamrin.
Dahlan Abdullah kemudian dipercaya menjadi anggota Dewan Kota Batavia pada tahun 1939, lalu terpilih sebagai anggota Badan Pekerja Harian Kota Batavia. Pada 1942, di awal pendudukan Jepang Dahlan diangkat menjadi Tokubetsu Sicho (Walikota Kota Istimewa Jakarta).
Di saat inilah peran beliau untuk kemerdekaan Indonesia sangat besar. Sebagai pejabat di zaman jepang beliau tentu sangat dekat dengan pembesar Jepang di Indonesia.
Coba dibayangkan seandainya beliau tidak melobi penguasa Jepang, kemungkinan proklamasi kemerdekaan tidak bisa dibacakan. Beliau begitu intens berkomunikasi dengan Bung Hatta dan kelompok Menteng 31.
Satu lagi jasa beliau yang berbekas sampai sekarang. Di daerah Manggarai Ada Jln Minangkabau, Jln Payakumbuh, Jln Bukittinggi, Jln Sawahlunto, Jln Kotogadang dan lain lain.
Itu semua adalah jasa beliau, dimasa beliaulah nama jalan tersebut diresmikan karena beliau ingin mengabadikan nama daerah leluhurnya.
Pada tahun 1950, Dahlan diangkat oleh Presiden Sukarno menjadi Duta Besar Republik Indonesia Serikat untuk Kerajaan Irak, Syria, dan Trans-Jordania yang berkedudukan di Bagdad, Irak.
Beliau berangkat menuju Irak tgl. 27 Maret 1950. Dahlan hanya sempat menjalankan tugasnya selama 3 bulan. Beliau wafat pada tanggal 12 Mei 1950 di Bagdad karena serangan jantung, jenazah Bagindo Dahlan Abdullah akhirnya dimakamkan di Baghdad, Irak.
Hal ini bertujuan agar makam Bagindo Dahlan akan dikenang lama dan menjadi simbol tali persahabatan antara Indonesia dan Irak.
Dahlan Abdullah adalah tokoh sangat penting dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Namun sayangnya beliau sampai saat ini, beliau belum di anugerahi gelar pahlawan nasional
Sumber :
Link :
https://www.dakwahpost.com/2021/06/sosok-pahlawan-dari-kota-pariamanyang.html?m=1
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih