Fhoto Bersama Disela-Sela Kegiatan |
PARIAMAN– Kemampuan menulis di kalangan guru perlu terus dikembangkan agar kompetensinya sebagai guru semakin bertambah. Guru yang memiliki kemampuan menulis dengan baik diharapkan mampu menjadi contoh bagi muridnya.
Demikian diungkapkan Armaidi Tanjung Pengurus Dewan Pendidikan Kota Pariaman dihadapan guru-guru dari MKKS Sekolah Dasar se-Kecamatan Pariaman Timur, Kamis (23/9/2021) kemarin di aula Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Pariaman, di Pariaman.
Dipaparkannya, para kepala sekolah yang tengah melakukan penyusunan buku ajar Bahasa dan Sastra Minangkabau (BSM) Kota Pariaman yang akan dimanfaatkan untuk pelajar kelas 1 hingga kelas 6 sekolah dasar di Kota Pariaman nantinya.
Menurut Armaidi Tanjung, dalam penyusunan buku tersebut perlu dimasukkan sejarah Pariaman sejak kedatangan Tome Pires pada abad ke-16 sampai pada zaman perubahan Kota Pariaman menjadi otonom tahun 2002 lalu.
“Walaupun dalam penyajiannya secara ringkas dan point-point penting saja. Termasuk Pariaman pernah didiami oleh berbagai bangsa tempo dulu seperti bangsa Arab, Keling, Cina, Belanda dan Aceh,” kata Armaidi Tanjung yang juga Bendahara PWI Padang Pariaman/Kota Pariaman ini.
Dikatakan Armaidi Tanjung, guru memiliki peran yang sangat penting memperkenalkan situs-situs sejarah dan tempat bersejarah yang ada di Kota Pariaman kepada muridnya.
Misalnya, setelah buku tersebut diterbitkan dan diajarkan kepada anak-anak, bagaimana guru nantinya juga membawa anak-anak tersebut ke obyek yang ada dalam buku itu. Misalnya dalam buku yang sedang disusun dituliskan pulau Angso Duo, di sana terdapat kuburan/makam Katik Sangko.
“Bagaimana guru mengajak anak-anaknya berziarah ke makam Katik Sangko dan memperkenalkan Katik Sangko seperti yang ada di naskah buku BSM yang sudah diterbitkan tersebut,” kata Armaidi Tanjung.
Artinya, kata Armaidi Tanjung, setamat SD anak tersebut pergi merantau atau melanjutkan ke sekolah yang tinggi, mereka sudah mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang Katik Sangko.
Ketika bersentuhan dengan orang di luar Pariaman, mereka sudah bisa menceritakan pengalamannya terkait Katik Sangko yang pernah diziarahi makamnya dan dipelajar ketika duduk di bangku SD.
“Begitu juga dengan budaya dan kesenian yang ada di Kota Pariaman. Anak-anak tersebut selain diberikan pengajaran dan pembelajaran melalui BSM, juga diberikan ruang untuk mendatangi langsung obyek pelajaran tersebut yang di Kota Pariaman,” kata Armaidi Tanjung yang menulis sejumlah buku tentang Kota Pariaman.
Armaidi Tanjung juga mendorong para guru tersebut untuk menulis pengalaman dan sejarah nagari masing-masing guru. Karena masing-masing yang berasal dari berbagai nagari di Sumatera Barat tersebut, ternyata memiliki kisah dan pengalaman yang menarik untuk ditulis.
“Jika sudah terkumpul, maka tulisan guru tersebut bisa diterbitkan menjadi sebuah buku yang menarik untuk dibaca. Insya Allah kita siap memfasilitasinya sehingga pengalaman dan kesan guru tersebut diterbitkan dalam sebuah buku nantinya,” kata Armaidi Tanjung mengakhiri.
Sebelumnya turut memberikan masukan antara lain Dosen Unisbar Dr. Feri Syakri Pribadi, SE. M.Si, Dosen STIA BNM & Sekretaris LKAAM Kota Pariaman Priyaldi, S.Sos.M.Pd dan Dosen Unand Sadri, S.IP, M.Soc.Sc. (***/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih