PARIAMAN --- Bagi orang yang mempunyai PTM (Penyakit Tidak Menular) akan sangat berbahaya bila terkena Covid-19, sehingga akan menjadi Komorbit (Penyakit penyerta), karena itu perlunya kita untuk selalu membudayakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), dan hal itu dimulai dari tenaga kesehatan atau kader PTM yang ada di setiap desa/kelurahan.
Hal tersebut disampaikan Walikota Pariaman, Genius Umar ketika memberikan arahan pada Kampenye Penyakit Tidak Menular (PTM) tingkat Kota Pariaman Tahun 2021, yang digagas oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pariaman, bertempat di halaman kantor Dinkes, Desa Naras, Kecamatan Pariaman Utara, Sabtu (25/9).
"Berdasarkan data dari WHO Tahun 2018, bahwa 66 persen penyebab kematian di Indonesia adalah dari PTM (Penyakit Tidak Menular), dimana saat ini tren PTM semakin meningkat dan diderita kaum produktif," ujarnya.
Kampanye Penyakit Tidak Menular tingkat Kota Pariaman tahun 2021, untuk yang pertama ini, sasaranya adalah para Kader PTM yang ada di setiap Desa/Kelurahan, karena merekalah nantinya yang akan mensosialisasikan ke masyarakat, bagaimana untuk "Cegah dan Kendalikan PTM sebagai Komorbit Covid-19, dengan CERDIK dan Patuh," sesuai dengan Tema yang diambil kali ini, ulasnya menambahkan.
"Kita dapat mencegah dan mengendalikan PTM sebagai Komorbit Covid-19 dengan CERDIK, Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kendalikan stres, dan harus kita mulai dari sekarang," ungkapnya.
Genius juga menuturkan bahwa para Kader PTM atau disebut juga Kader Pos Binaan Terpadu (POSBINDU), dimana didalam kegiatanya berupa monitoring dan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular terintegrasi, yang dikelola oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu.
"Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko PTM meliputi : merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar," terangnya.
Masih tingginya prevalensi PTM di Indonesia, disebabkan pola gaya hidup yang tidak sehat. Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 95,5% masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah. Kemudian 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31% mengalami obesitas sentral, serta 21,8% terjadi obesitas pada dewasa, ulasnya menerangkan.
"Karena itu, ayo kita mulai untuk merubah pola gaya hidup kita menjadi lebih sehat, mulai dengan rajin berolahraga, seperti sepeda, lari atau senam, konsumsi buah dan sayur, hindari merokok, dan hindari makanan yang tidak sehat, sehingga kita dapat menurunkan angka PTM di Kota Pariaman ini," tutupnya. (R/Harsy)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih