SUNGAI SARIAK---Momen reses daerah pemilihan, Ketua Fraksi PKB DPRD Padang Pariaman Afredison menggelar seminar sehari menyambut peringatan Hari Santri Nasional, Ahad (10/10/2021) di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Al-Hidayah Kampung Bendang Sungai Sariak.
Seminar sehari itu melibatkan banyak santri dari berbagai pesantren yang ada di VII Koto lama, dengan mendatangkan narasumber Pimpinan Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan M. Rais Tuanku Labai Nan Basa dan Ketua PWI Pariaman Ahmad Damanhuri.
Pimpinan Ponpes Nurul Yaqin Al-Hidayah Nurdin Tuanku Sutan menyebutka, seminar ini merupakan bagian dari menyemarakan suasana Hari Santri Nasional yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober.
"Kegiatan ini juga santri lain yang ada di tiga kecamatan, VII Koto Sungai Sariak, Patamuan, dan Padang Sago," katanya.
Menurutnya, seminar ini tentu sekalian memberikan motivasi kepada santri, dalam memaknai Hari Santri Nasional yang selalu diperingati setiap tahun.
Afredison mengatakan, sebagai orang surau yang duduk di dewan, dirinya selalu memberikan prioritas utama dalam perjuangan di lembaga wakil rakyat kepada kaum santri dan pesantren.
Alumni Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan ini menyebutkan, bahwa untuk tambahan lokal dan gedung di pesantren Nurul Yaqin Al-Hidayah, pihaknya mengusulkan dalam pokok pikirannya.
Sebelumnya, Afredison melakukan pertemuan dan diskusi banyak dengan seluruh mahasiswa asal VII Koto Sungai Sariak dari berbagai perguruan tinggi.
"Santri dan mahasiswa adalah masa depan bangsa, yang harus diberikan pemahaman nilai-nilai kebangsaan yang dilandasi keagamaan," katanya.
Ketua Fraksi PKB dari Dapil IV Padang Pariaman yang meliputi Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Patamuan, Padang Sago, V Koto Kampung Dalam, dan V Koto Timur ini berharap masukan dan aspirasi dari santri, pesantren dan mahasiswa untuk disalurkan ke pemerintah nantinya.
Dia melihat, undang-undang pondok pesantren dan Perpres dana abadi pesantren, memberi peluang dan ruang gerak pesantren untuk berbuat lebih terhadap kemajuan pendidikan berbasis surau tersebut.
Sorenya, Afredison juga melakukan reses daerah pemilihan bersama kelompok majelis taklim Kecamatan Padang Sago di Nagari Koto Baru.
"Kelompok pengajian ini penting diperkuat, di tengah semakin rapuhnya kesatuan dan persatuan saat ini," ujar dia.
Untuk itulah, dalam reses kali ini, Afredison sengaja menyapa dan mendatangi majelis taklim yang tengah berkegiatan, dan pesantren, agar persatuan yang tumbuh dan berkembang sejak lama terus aktif dan selalu berkegiatan di tengah masyarakat.
Sementara, M. Rais Tuanku Labai Nan Basa membahas santri kekinian. Sambutan masyarakat lingkungan yang kian berkurang kepada kaum santri, harus menjadi pelajaran, betapa tantangan kehidupan santri semakin berat.
Beda halnya dengan santri zaman dulu. Dan lagi, katanya, kondisi sosial yang selalu dinamis dan berkembang akan menjadi peluang dan tantangan bagi santri untuk terus bertumbuh dan berkarya, sesuai keahliannya.
Damanhuri, Ketua Alumni Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan yang berkarir di dunia jurnalistik pentingnya memaknai Hari Santri Nasional dengan kontek lingkungan sendiri.
Hari Santri Nasional, katanya, sejarahnya bermula dari Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama pada tanggal 22 Oktober 1945, dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah Belanda masa agresi keduanya.
"Penting bagi kita santri saat ini untuk menggali perjuangan ulama kita dulunya dalam menghadapi masa peperangan," ujarnya.
Tentu, katanya, menjadi hutang sejarah bagi santri saat ini. Ulama dulu telah membuat sejarah penting dalam membuat negara ini.
"Sejarah itu penting kita gali, dan dituangkan lewat karya tulis ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan di tengah masyarakat," ulasnya. (Aji)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih