Wali Kota Erman Safar Memberikan Keterangan Kepada Wartawan |
BUKITTINGGI---Dalam rangka memperingati "Hari Aids Sedunia" yang jatuh pada 1 Desember 2021, Wali Kota Bukittinggi Erman Safar adakan Jumpa Pers bersama Kominfo dan para wartawan di Pendopo Rumah Dinas Wako Jalan Perwira Bukittinggi,Rabu (01/12/2021)
Ia mengatakan setiap 1 Desember selalu peringati HAS, yaitu pentingnya masyarakat memahami akses pencegahan dan bahaya HIV/Aids bagi kesehatan.
"Kota Bukittinggi berada diurutan kedua penderita HIV di Sumatera Barat setelah kota Padang dan Solok diurutan ketiga, berkurang dari tahun 2020 lalu, saya mendapat informasi bagaimana kondisi Bukittinggi dalam keadaan terlihat maupun nyata tapi tidak terlihat," ujar Erman Safar.
Menurutnya, ribuan masyarakat usia produktif di Sumatera Barat terindikasi HIV, yang terjangkit karena adanya perilaku penyimpangan sexual, seperti hubungan sex berisiko, narkoba, Homo sexual dan lainnya.
Pemerintah dalam hal ini, jelasnya, sangat berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan dengan pendekatan persuasif yang berbeda.
"Kita akan menganggarkan kembali anggaran lewat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), seperti dimana mereka beraktifitas karena menurut data yang ada di KPA Bukittinggi sekitar 1803 orang yang di test, 18 orang yang beraktifitas di Bukittinggi terinfeksi positif HIV, satu KTP warga Bukittinggi.
HIV dan AIDS adalah akibat dari sebuah fenomena yang harus diperhatikan, mengingat pelaku LGBT dan narkoba suntik adalah orang orang yang berada padai sosial.masyarakat. seperti dirumah, pedagang,dipemerintahan, kampus dan lainnya.
"Kita mendekati komunitas LGBT,dengan cara bahwa tidak ada stigma negatif kepada mereka. Bisa lewat komisi penanggulangan AIDS dengan tidak membukanya diruang publik, harus ada pendampingan dari aktivis,guru ulama bahkan orang tua,"terangnya
Kemudian meminimalisir kasus HIV dan Aids,bagaimana menekan pertambahan komunitas maupun pribadi LGBT itu sendiri.
Sebab sistim informasi dan era globalisasi membuka peluang untuk komunitas LGBT,bagaimana kita harus menekan angka HIV yang berlanjut ke AIDS itu.
Sepanjang tahun 2021 sampai 1 Desember ini ada 2.704 terinfeksi HIV di Sumatera Barat ,998 orang terjangkau HIV di kota Bukittinggi,ada yang menjadi korban Sex abuse child, karena narkoba/jarum suntik,lost contact 129 orang,yang hidup 779 orang,sedangkan berhenti minum obat 106 orang dan meninggal 219 orang.
"Kita harus menambah muatan lokal( mulok) di sekolah dengan pelajaran keimanan dan akidah,pelajaran jam tambahan demi mempertebal iman anak dari godaan yang merusak moral," tukas Erman.
Lebih lanjut dikatakannya bagaimana kaum LGBT banyak dilindungi haknya di negara barat dan Internasional.rata rata orangnya yang menjadi predator mereka mengaku pernah jadi korban kekerasan sexual dimasa lalu.
"Maka itu dengan harapan mencegahnya,dan generasi muda menjadi soleh dan shalehah dan bagi penderita diberi umur panjang untuk merubah prilakunya yang salah serta penanganan HIV AIDS disamakan dengan penanganan Covid-19. disamping bersama dengan KPA langkah apa yang harus di upayakan,"harapnya.
(NAS)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih