PARIT MALINTANG--Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Padang Pariaman memiliki peran penting dalam membentengi umat dari masuknya paham keagamaan yang memandang kritis terhadap tradisi dan amaliah beragama di tengah masyarakat.
Sebagai intelektual NU, ISNU tidak saja berada di menara gading kampus, tapi juga terjun ke tengah masyarakat dalam memberikan pemahaman keagamaan yang selama sudah dijalankan umat.
Demikian terungkap dalam penyampaian materi yang disampaikan narasumber pada Rapat Kerja (Raker) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Padang Pariaman, Ahad (27/3/2022) di hall IKK Kantor Bupati Padang Pariaman, Parikmalintang.
Tampil sebagai narasumber Ketua PW ISNU Sumbar Dr. Ahmad Wira, Wakil Sekretaris PWNU Sumbar. Armaidi Tanjung, S.Sos, M.A, Pengurus ISNU Padang Pariaman Dr. Hasanuddin, M.Si, Dt. Tan Putiah dan Dr. Rasman, M.Ag, Tuanku Mudo, serta dipandu Tuanku Daniel Kharlis.
Raker bertemakan, mengukuhkan eksistensi intelektual NU dan membangun kolaborasi menuju Padang Pariaman Berjaya, turut memberikan pengarahan Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, S.E, M.M, Ketua PCNU Padang Pariaman Dr. Zainal Tuanku Mudo, M.Ag, Ketua ISNU Padang Pariaman Dr. Sawirman, M.Hum, dan laporan dari Ketua Panitia Arif Gufra Mata, S.Pd.I, M.Pd, Tuanku Sutan.
Menurut Rasman, ISNU sebagai intelektual kampus harus berpikir lurus dalam melihat permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Tidak mudah menyalahkan pihak lain tanpa mendalami apa dan bagaimana sesuatu itu terjadi.
“Ibarat mengaji di pondok pesantren, harus dilihat dari ilmu mantik, nahwu, hadis, tafsir, tasawuf, bayan dan seterusnya. Sehingga menerima sesuatu pernyataan atau informasi, tidak mudah menyalahkan orang lain,” kata Rasman.
Dikatakan Rasman, Padang Pariaman yang banyak memiliki pondok pesantren, melahirkan tuanku yang telah mempelajari kitab-kitab kuning minimal 7 tahun, sehingga menguasai berbagai ilmu dalam memahami agama Islam.
“Sehingga Padang Pariaman masih belum separah daerah lain yang sudah dimasuki pemahaman agama yang suka menyalah-nyalahkan tradisi sebagaimana sudah dijalankan selama ini,” kata Rasman.
Hal senada juga diungkapkan Armaidi Tanjung, eksistensi ISNU Padang Pariaman dengan adanya Raker dan melibatkan berbagai pihak merupakan langkah maju dalam membentengi umat dari kelompok yang selalu menyalahkan kegiatan yasinan, tahlilan, ziarah, shalawatan dan mauludan.
“Ini terbukti pertanyaan peserta dari majelis taklim yang menerima pernyataan dari pihak tertentu menyalahkan kegiatan yasinan, tahlilan, ziarah dan shalawatan yang dilakukan majelis taklim tersebut. Padahal apa yang dilakukan majelis taklim tersebut sudah tepat, sesuai dengan amaliah NU. Punya dalil dan dasar yang kuat,” kata Armaidi Tanjung menambahkan.
Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur dalam sambutannya menyambut baik Raker ISNU Padang Pariaman. Penguatan yang dilakukan ISNU Padang Pariaman ini sejalan dengan visi Pemerintah Darah yang mewujudkan Padang Padang Berjaya.
Dijelaskanya, ISNU sebagai intelektual NU tentu sangat diharapkan berperan aktif dan sarannya dalam membangun daerah Padang Pariaman. Dukungan semua dalam menyukseskan pembangunan sangatlah penting.
" Walaupun misalnya, bupatinya hebat, pintar dan cerdas, tapi kalau sendiri tanpa dukungan masyarakat tentu tidak akan pernah berhasil dalam membangun daerah Kabupaten Padang Pariaman. Karena itu, ISNU harus berperan aktif dalam mewujudkan Padang Pariaman Berjaya,” kata Suhatri Bur, mantan Bendahara PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Padang Pariaman ini. (AT/ Wis)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih