PADANG,- Satupena Sumbar gagas Internasional Minangkabau Literacy Festival (IMLF) yang bakal digelar pada 22-27 Februari 2023 mendatang. Langkah awal, Satupena Malewakan IMLF dan Diskusi Literasi Minangkabau, Sabtu (11/6/2022) di auditorium Museum Aditywarman, Jalan Diponegoro Padang.
Ketua Satupena Sumbar Sastri Bakry dalam laporannya mengatakan penyelenggaraan IMLF ini merupakan kerja berat yang digagas Satupena Sumbar. Diskusi literasi yang digelar ini diharapkan juga mencari masukan mempersiapkan IMLF yang melibatkan utusan berbagai negara. Sebagian sudah ada yang menyatakan kehadirannya.
“Karena ini ivent internasional, tentu harus.mendapat dukungan luas dari pelaku seni dan budaya di daerah ini. Agar beban berat yang diusung Satupena Sumbar akan menjadi ringan dan sukses dengan adanya dukungan dari berbagai pihak,” tutur Sastri Bakry.
Menurut Sastri, IMLF yang berlangsung lima hari itu akan menggelar seminar, workshop, pameran buku, pementasan seni budaya yang akan berlangsung di Padang, Bukittinggi, Padang Panjang dan Agam. IMLF akan diikuti sekitar 300 peserta dalam dan luar negeri.
Diskusi pada Malewakan IMLF dan Diskusi Literasi Minangkabau tersebut dibuka Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Syaifullah, S.Pd, MM, Sedangkan narasumber diskusi tampil pegiat budaya Januarisdi dan pegiat budaya “Mak Kari” Viveri Yudi dengan moderator Redaktur Budaya RRI Padang Aditya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Syaifullah menyebutkan, ide IMLF yang digagas Satupena Sumbar ini memang patut didukung bersama dengan adanya kolaborasi berbagai pihak di Sumatera Barat.
"Mudah-mudahan melalui ivent ini literasi Minangkabau yang sudah ada sejak dulu itu bisa disampaikan di forum internasional yang melibatkan banyak negara. “Banyak tokoh literasi yang lahir dari Minangkabau, baik berskala nasional maupun internasional,” katanya.
Turut hadir Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Sumatera Barat Undri, S.S., M.Si, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumbar Novrial, S.E., M.A.Ak., penulis buku Armaidi Tanjung, wartawan senior Yurnaldi, pengurus dan anggota Satupena lainnya. (AT/Wis)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih