Demikian diungkapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Anggia Erma Rini, M.K.M. ketika melantik PW Fatayat NU Sumbar dan sejumlah PC Fatayat NU se-Sumbar, Selasa (5/7/2022) di aula Kantor Gubernur Sumatera Barat.
Menurut Anggia, Fatayat NU sejak tahun 2016 sudah mengangkat isu-isu stunting di berbagai daerah agar menjadi perhatian. Terutama di daerah yang angkat stuntingnya tinggi.
“Seperti di Brebes angka stuntingnya waktu itu mencapai 43 persen. Fatayat NU berupaya melakukan advokasi sehingga dapat menekan angka stunting. Dengan melakukan berbagai pendekatan, kegiatan dan rekomendasi Fatayat NU turut mengupayakan penurunan angka stunting ini,” kata Anggia yang juga Anggota DPR RI ini.
Dikatakan Anggia, kader Fatayat NU di Sumbar yang memiliki instrument, potensi dan kemampuan hendaknya mampu melakukan sesuatu untuk kemaslahatan perempuan di lingkungannya.
Selain itu, juga mampu menjalankan dakwah damai di tengah masyarakat. Dakwah damai tidak saja melalui mimbar, tapi juga dengan kegiatan Fatayat NU yang menyentuk isu-isu di masyarakatnya.
Wakil Ketua PWNU Sumbar Azwandi Rahman menekankan, kader Fatayat NU tidak hanya kegiatan rutin yasinan dan pengajian, tapi juga harus mampu mengawal paham keagamaan Islam yang Ahlussunnah Waljamaah An-nahdliyah.
Karena serangan dari berbagai kelompok dan paham lain terhadap Ahlussunnah Waljamaah An-nahdliyah semakin gencar, terutama dengan menggunakan media sosial yang memanfaatkan hape android.
“Tema besar NU ke depan merawat jagad, menjaga peradaban dunia. Fatayat NU sebagai dari NU juga dituntut menampilkan dirinya sebagai perempuan NU. Artinya, identitas perempuan NU-nya harus ada disetiap kader Fatayat NU,” kata Azwandi Rahman.
Gubernur Sumbar diwakili Kabid Politik Badan Kesbangpol Provinsi Sumatera Barat Syahlaluddin menyebutkan, Fatayat NU diharapkan dapat menjadi wadah yang solutif dan aplikatif bagi perempuan muda membangun spirit dalam memajukan langkahnya, menguatkan tekadnya untuk membantu kaum perempuan muda terus maju mengembangkan dirinya sejalan dengan perkembangan zaman sesuai dengan tujuan organisasi yang berdasarkan pada prinsip ahlussunnah waljamaah.
“Untuk menjadi organisasi kepemudaan sebagai wahana solutif dan aplikatif, tentunya Fatayat NU harus mampu memformulasikan solusi-solusi terhadap persoalan-persoalan, baik persoalan generasi muda maupun persoalan yang terjadi di masyarakat luas. Untuk mendapatkan formulasi solusi tersebut, pimpinan, pengurus dan anggota Fatayat NU, harus memiliki pengetahuan, pengalaman dan kaderisasi,” kata Syahlaluddin.
Pengurus PW Fatayat NU Sumbar yang dilantik diketuai Betri Murdiana, S.Pd, SH, Sekretaris Rizka Adilla, S.Pd.I. Turut hadir anggota DPRD Provinsi Sumbar Firdaus, Wakil Rektor I Universitas Nahdlatul Ulama Sumbar Irwandi, Wakil Sekretaris PWNU Sumbar Armaidi Tanjung, dan undangan lainnya. (At/Wis)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih