MERDEKA adalah segala sesuatu yang tidak ada hambatan(bebas) dalam kehidupan. Setiap orang ingin merdeka, karena tidak ada orang yang mau dijajah oleh bangsa lain.
Sebenarnya kita lebih baik merdeka di tangan tanah kita sendiri dibandingkan dijajah oleh bangsa lain. Indonesia sudah merdeka selama 77 tahun.
Sebelumnya Indonesia pernah dijajah oleh bangsa asing karena tidak adanya persatuan diantara daerah-daerah yang ada di Indonesia. Pada saat sebelum merdeka, semangat persatuan itu belum muncul karena masih bersifat kedaerahan. Baru setelah 17 Agustus 1945 semangat persatuan itu baru muncul.
Begitu juga dengan para kamu muda, tanpa kaum muda Indonesia tidak akan pernah merdeka. Makanya peran pemuda begitu penting dalam persatuan baik itu di daerah maupun di tempat lain.
Makanya dalam memperingati Kemerdekaan biasanya selalu ada peringatan yang dilakukan oleh elemen masyarakat. Masyarakat Korong Mudiak Balai Nagari Tandikek misalnya, pemuda setempat setiap tahun selalu mengadakan acara yang bertajuk semangat untuk persatuan guna untuk memperingati kemerdekaan Republik Indonesia.
Kegiatan ini salah cara untuk mengenang jasa para pahlawan adalah dengan mengadakan lomba yang bertajuk perjuangan.
Lomba bertajuk perjuangan tersebut juga ada di Korong Mudiak Balai. Mudiak Balai merupakan salah satu korong yang selalu aktif melaksanakan lomba kegiatan peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Setiap tahun sudah menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Mudiak Balai untuk mengangkat acara memperingati kemerdekaan tersebut. Dengan dibantu oleh seluruh lapisan masyarakat beserta pemuda maka acara tersebut dapat direalisasikan dengan baik.
Acara tersebut sangat meriah karena berbarengan juga dengan adanya Anak KKN(kuliah kerja nyata) Dari Universitas Andalas. Makanya relasi antara pemuda dan anak KKN untuk menegakkan sebuah acara terjalin dengan baik.
Dibantu oleh ketua pemuda Mudiak Balai Afrizal Piliang serta Wali Korong Mudiak Balai Bapak Chandra Efendi acara tersebut berjalan sukses
Menurut penulis yang juga sedang melaksanakan KKN di Nagari Tandikek didampingi oleh dosen pembimbing dari penulis Ibuk Dr. Azrimaidaliza S,KM MKM dari prodi Gizi Universitas Andalas serta Wali Nagari Tandikek Bapak Saharudin yang turut serta mengayomi kami dari mahasiswa KKN Universitas Andalas.
Semenjak sebulan yang lalu kami diayomi dengan baik dan disambut baik oleh masyarakat Nagari Tandikek khususnya masyarakat Mudiak Balai.
Acara peringatan 17-an adalah salah satu tradisi yang tidak boleh dihilangkan. Karena menurut penulis tradisi yang sudah dijalankan misalnya dalam perlombaan panjat pinang, lomba untuk anak-anak dan lainnya seperti yang diadakan di Korong Mudiak Balai ini harus tetap dilestarikan.
Tradisi menjadikan kebiasaan yang baik dan tidak boleh punah ditelan zaman. Apalagi sekarang teknologi sudah semakin berkembang. Orang-orang sudah tidak mengenal satu sama lain. Makanya momentum 17-an ini harus tetap dijaga oleh semua pihak.
Hal ini tidak terjadi di Korong Mudiak Balai, tetapi bagi Korong lain yang ada di Padang Pariaman harus meniru apa yang dilakukan para pemuda serta elemen masyarakat yang ada di Mudiak Balai.
Setiap tahun tidak semua Korong yang ada di Padang Pariaman selalu melaksanakan peringatan 17-an. Acara yang diangkat di Korong Mudiak Balai ini hendaknya menjadi cerminan yang sangat patut untuk ditiru.
Bagaimana manajemen serta persiapan yang baik sebelum acara di Korong Mudiak Balai. Penulis berharap apabila ada Korong yang tidak ada acara peringatan 17an di Padang Pariaman hendaknya melaksanakan acara tersebut karena ini salah satu cara untuk mengenalkan kampung kita kepada semua orang.
Tanpa adanya semangat serta persatuan dari pemuda acara ini tidak akan terealisasi dengan baik. Pemuda merupakan tonggak untuk sebuah Nagari.
Ketika pemuda bersatu dengan elemen masyarakat maka semua kegiatan akan dapat terealisasi dengan baik. Persatuan adalah kunci untuk menjadikan sebuah daerah untuk maju sama halnya dengan negara kita, tanpa persatuan kita tidak akan merdeka. Tanpa adanya semangat yang kuat kita tidak akan bisa bisa merdeka.
Untuk itu penulis secara pribadi maupun kelompok KKN penulis sangat berterima kasih untuk sambutan yang sangat meriah baik itu di Korong Mudiak Balai, Lambau Lubua Aro dan khususnya masyarakat Nagari Tandikek. Terutama untuk dosen pembimbing penulis juga Ibuk Dr. Azrimaidaliza S,KM MKM yang telah mengayomi kami dari Awal KKN dengan baik.
Kepada Bapak Wali Nagari Tandikek Bapak Saharudin, Wali Korong Mudiak Balai Chandra Efendi serta Wali Korong Lambau Lubuak Aro bapak Bakri Hosen.
Kami mengucapkan permintaan maaf atas kesalahan kami secara disengaja maupun tidak disengaja. Terima kasih orang-orang baik yang telah mengayomi kami dari Awal KKN hingga akhir.
Penulis Adalah Abdul Jamil Al Rasyid Lahir Di Padang Pariaman, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas, Anggota Lembaga Mahasiswa Jurusan(Lmj) Sastra Minangkabau, Penulis Pernah Menerbitkan Tulisan Di Berbagai Media 34 Provinsi Indonesia, Penulis Sekarang Berdomisili Di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih