Padang, Wakil Ketua PWNU Sumatera Barat Armaidi Tanjung terbitkan buku ”Tokoh Nahdlatul Ulama Dari Sumatera Barat”.
Buku tersebut diberi pengantar guru besar UIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. Asasriwarni, M.H. yang juga A’wan PBNU.
“Buku ini memuat 17 tokoh NU Sumatera Barat yang sudah wafat. Mereka ada yang berkiprah di NU Sumatera Barat, ada pula yang berkiprah di tingkat pusat (nasional),” kata Armaidi, Minggu (1/1/2023) melalui pesan watshappnya.
Dikatakan Armaidi, ke-17 tokoh tersebut masing-masing adalah Abdul Aziz Sholeh Tuanku Mudo, Abdul Gani Latif, Abdul Razak Tuanku Mudo, Aisyah Dahlan, Amiruddin Datuk Adua Nan Basudu Ameh, Amril AM, Asrul Sani, Djamaluddin Malik, Husni Kamil Manik, Mohammad Djamin, Muhammad Thoha Ma’ruf, Muhammad Zen Tuanku Bagindo, Saridin Syarif, Shaimoery Wignjo Soebroto, Sj’aruddin Tani, Sjarkawi dan Usmar Ismail.
“Latar belakang dari tokoh yang dimuat dalam buku ini memang beragam. Ada yang ulama, politisi, seniman, budayawan, birokrat, dan aktifis tentunya. Dari semuanya, hanya satu orang yang perempuan, yakni Aisyah Dahlan, yang berasal dari Pariaman,” kata Armaidi yang juga Sekretaris Satupena Sumatera Barat ini.
“Buku setebal xvi + 186 halaman dengan ISBN 978-979-8833-63-2 juga turut memberikan kata sambutan Ketua PWNU Sumatera Barat Prof. Ganefri, Ph.D,” tutur Armaidi.
Dalam sambutannya, Ganefri mengatakan, Sumatera Barat yang selama ini dipandang sebelah mata dari ke-NU-an secara nasional, tentulah kehadiran buku ini setidaknya memberikan informasi dan pengetahuan bahwa ternyata tokoh-tokoh Sumatera Barat juga turut mewarnai dinamika NU, baik dikancah nasional maupun di Sumatera Barat sendiri.
”Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Sumatera Barat menyambut baik terbitnya buku ini. Dari apa yang disajikan dalam buku ini, terlihat sejumlah tokoh NU dengan kegiatan, pemikiran dan peristiwa yang sudah dilakukan masing-masing tokoh NU tersebut. Kami sangat mengapresiasi atas terbitnya buku ini. Apalagi buku ini ditulis oleh kader NU Sumatera Barat yang aktif menulis, baik di media siber (online), jurnal, maupun buku,” kata Ganefri yang juga Rektor Universitas Negeri Padang ini.
Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang Prof. Asasriwarni dalam pengantarnya menulis, memang harus diakui, hingga kini belum ada satu pun buku yang menulis sosok atau biografi tokoh NU Sumatera Barat.
Hal tersebut disebabkan beberapa hal, diantaranya sangat minimnya minat untuk menulis tokoh NU Sumatera Barat. Masuknya NU ke Sumatera Barat (dulunya Sumatera Tengah), sesudah kemerdekaan RI (sekitar tahun 1953 di Bukittinggi).
NU hadir di Bukittinggi, dua tahun menjelang pelaksanaan Pemilu pertama di Indonesia, yakni tahun 1955. Saat itu, NU sudah keluar dari Masyumi dan menjadi partai politik sendiri, yakni Partai NU.
“Selain itu, juga sudah ada organisasi Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) yang berdiri tahun 1928, dua tahun setelah NU berdiri di Surabaya tahun 1926. Kedua organisasi ini sama-sama berpahamkan Islam Ahlussunnah Waljamaah. Walaupun ada juga perbedaan di sana sini,” kata Asasriwarni.
Buku ini dapat dipesan melalui 085263749170 dan diakses di www.pustakaartaz.com.
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih