Oleh : Fatwa Fauzia Marta, Universitas Andalas jurusan Sastra Minangkabau.
Sumatera Barat terkenal akan makanan dan minuman yang enak, bukannya hanya di Indonesia saja bahkan terkenal di dunia. Berikut ini Minuman khas yang terkenal di Minangkabau :
1. Teh Talua
Teh talua atau teh telur adalah minuman manis khas Sumatra Barat yang dapat dijumpai di lapau, warung tradisional Minangkabau hingga restoran Padang.
Minuman ini berupa teh ditambah gula dan telur yang sudah dikocok serta sedikit perasan jeruk nipis. Telur yang digunakan umumnya adalah telur ayam kampung.
Teh talua biasanya dikonsumsi sebagai penambah stamina kerja. Cara membuat teh talua cukup mudah. Pertama-tama, telur bebek atau telur ayam kampung dikocok, dicampur sedikit susu dan gula, hingga berbusa.
Setelah itu, seduh dengan air teh panas. Sedikit perasan jeruk nipis dapat ditambahkan untuk menyamarkan bau amis dari telur.
Jika didiamkan sejenak setelah diseduh dengan air teh yang panas, teh talua akan menampilkan lapis-lapis. Lapis atas berupa buih, lapis tengah berwarna putih, dan lapis dasar berwarna kecoklatan.
Teh talua adalah minuman tradisional dari orang Minangkabau di Sumatra, yang dalam perkembangannya menjadi bagian menu di warung tradisional maupun restoran Padang. Menurut orang Minang dahulu, tidak sembarang orang dapat meminum teh talua.
Minuman ini hanya dapat dinikmati oleh bangsawan. Teh talua baru menjadi minuman untuk orang kebanyakan sesudah kebun-kebun teh dibuka di Sumatra Barat, stidaknya pada sepertiga awal abad ke-20. Bahan-bahan membuat minuman teh talua cukup mudah.
Bahan utama untuk membuat teh talua adalah kuning telur dan teh. Telur yang dipakai biasanya telur ayam kampung, meskipun juga bisa diganti dengan telur itik. Putih dan kuning telur dipisahkan, dan yang diambil hanya kuning telurnya saja.
Lalu, sediakan teh bubuk secukupnya dan air panas atau air yang baru mendidih sekitar 250 mililiter. Berikutnya, satu atau setengah irisan jeruk nipis. Terakhir, gula sekitar dua atau tiga sendok makan atau juga dapat ditambah sesuai salera.
Cara membuat teh talua yaitu Kuning telur dimasukkan ke gelas kaca, lalu diberi gula, biasanya dua sendok teh. Sesudah itu, kuning telur dan gula dikocok. Pada zaman dahulu, peralatan untuk mengocoknya adalah lidi-lidi yang sudah diikat berjumlah 20-30 lidi.
Sendok atau pegas juga dapat dipakai sebagai alat pengocok. Namun, untuk memundahkan, alat yang digunakan sekarang adalah mikser pembuat kue.
Kuning telur dikocok selama beberapa menit hingga warna kuning telur menjadi agak putih menyerupai eggnog atau kogel moel (minuman sejenis yang terkenal di Eropa dan Timur Tengah).
Selanjutnya, masukkan air teh yang mendidih ke dalam campuran tersebut. Teh yang digunakan adalah teh hitam pekat. Air teh dimasukkan tidak sampai penuh ke dalam gelas supaya buih yang dihasilkan tidak tumpah. Ketika air teh dituangkan, campuran telur yang sudah dikocok naik ke permukaan.
Tampilan teh talua akan membentuk dua lapis (bahasa Minang: lenggek): air teh yang warnanya cokelat di lapis bawah dan air berbuih yang warnanya agak putih di lapis atas.
Kadang-kadang, tidak jelas betul perbedaan warna di tiap lapisan, tapi yang pasti air di lapis atas punya buih dan warna yang lebih terang daripada air di lapis bawah.
Waktu akan diminum, teh talua biasanya diberi dengan berbagai tambahan. Yang paling sering adalah diberi tambahan perasan jeruk nipis supaya bau amis dari kuning telur hilang.
Dalam penyaijannya, potongan jeruk nipis diletakkan di tadah supaya orang yang meminum dapat meniriskannya sesuai selera. Ada pula yang memberi tambahan pemanis, seperti krimer kental manis dan bubuk cokelat, atau rempah-rempah seperti pala, kayu manis, dan kapulaga.
2. Aia Kawa
Aia Kawa atau kawa daun adalah minuman dari daun kopi yang diseduh seperti teh yang berasal dari Sumatra Barat. Daun kopi lokal pilihan awalnya dikeringkan dengan cara disangrai selama 12 jam. Saat akan diminum, daun kering ini dicampur dengan air dingin, lalu diseduh dengan air mendidih.
Kopi kawa atau masyarakat sekarang menyebutnya kopi daun merupakan kebudayaan lama masyarakat dalam hal berkebun dan hal ini seiring dengan kebudayaan orang meminum teh.
Jadi sebelum VOC masuk kebudayaan meminum daun kopi sudah ada, justru kehadiran VOC adalah mengajarkan masyarakat bahwa kopi memanfaatkan bijinya bukan daunnya. Ada kekeliruan publik yang mengaitkannya daun kawa atau aia kawa dengan adanya tanam paksa dalam kekuasaan kolonial Belanda.
Penduduk di Sumatra Barat dilarang menikmati biji kopi untuk diri sendiri meskipun dipaksa untuk menanamnya demi kepentingan perdagangan.
Aia kawa diseruput pada saat cuaca dingin di dangau-dangau. Penyajiannya tidak dengan gelas atau mangkuk, melainkan tempurung kelapa yang dibelah dua. Tempurung ini diberi tatakan bambu. Aia kawa bisa dinikmati dengan atau tanpa gula, ditemani berbagai penganan kecil.
3. Aia Aka
Aia Aka merupakan minuman yang berasal dari perasan daun cincau. Tak hanya menyegarkan, Aia Aka dipercaya dapat menurunkan panas dalam, memperlancar pencernaan serta juga bermanfaat untuk kesehatan jantung.
4. Es Tebak
Es Tebak juga merupakan salah satu minuman khas dari sumatera barat. Dari penampakannya, es tebak mirip dengan es campur. Tebak adalah olahan dari tepung beras ketan yang dicampur dengan tepung sagu.
Es tebak yang asli enak dari kota Payakumbuh dan kini menyebar sampai ke Solok, Medan, Pekanbaru dan kota-kota lainnya, biasanya pada bulan puasa Ramadhan minuman es ini banyak diperjual belikan, karena banyak peminatnya dan ini adalah peluang usaha bisnis kuliner pada bulan berkah Ramadhan.
Menurut sejarah asal usul mulanya es tebak belum begitu jelas tapi Es Tebak sendiri adalah es campur Minang yang terdiri dari : potongan nangka , kolang kaling, cincau, kelapa muda, tape singkong dan TEBAK itu sendiri, yang dibuat dari campuran tepung beras yang dimasak seperti cendol atau dawet dan dibentuk seperti mie. Disiram dengan kuah santan yang legit, ditambah sirop merah dan susu kental manis dan Es serut diatasnya. (***/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih