Oleh : Novfita Risma Yenni/ Mahasiswa Universitas Andalas Jurusan Sastra Minangkabau)
Nagari Pariangan Merupakan Nagari Terindah di Sumatera Barat |
Sumarak nagari ialah unsur-unsur yang menunjang bahwa nagari itu aman, makmur dan jaya. Unsur-unsur sumarak nagari itu adalah: musajik (masjid), rumah gadang, balai adat, sawah ladang, labuah nan golong, gelanggang dan tapian.
Mesjid
Keberadaan masjid (termasuk surau) dalam sebuah nagari me nunjukkan tingkat ketakwaan dan kemakmuran masyarakat di sekitar masjid dan surau tersebut.
Masjid dan surau yang selalu ramai dimanfaatkan untuk beribadah oleh masyarakatnya menunjukkan masyarakatnya taat dan rajin beribadah. Masyarakat yang taat dan rajin beribadah tentu menjauhi kemungkaran, kejahatan dan kemaksiatan. Kalau kemungkaran, kejahatan dan kemaksiatan jauh, tentu lingkungan itu aman dan damai.
Masjid dan surau yang bersih, indah dan megah tentu karena penghidupan dan perekonomian masyarakatnya cukup sehat dan memadai. Masjid dan surau seperti itu hanya bisa ada karena kesadaran dan kesanggupan masyarakatnya untuk menyisihkan se bagian dari rezekinya bagi kepentingan pembangunan dan perawat- an serta kegiatan masjid dan surau dimaksud.
Rumah Gadang
Juga menunjukkan tingkat kemakmuran suatu nagari pada umumnya dan kemakmuran kaum yang memiliki rumah gedang itu pada khususnya. Rumah gedang yang dihuni dan terawat dengan baik serta rumah gadang yang selalu difungsikan
Sebagai tempat acara-acara sukadan duka serta untuk pertemuan-pertemuan lainnya, menunjukkan kekompakan masyarakat berkaum dan berdunsanak.
Balai Adat
yang selalu terawat dengan baik apalagi berdiri dengan megah, bersih dan selalu ramai dengan acara-acara, juga menunjukkan nagari tersebut makmur, rukun dan damai serta penuh kejayaan. Tetapi kalau sebaliknya Balai Adat itu tidak terawat dan kotor, tandanya jarang sekali dimanfaatkan,.
Hal itu menunjukkan nagari dengan penghulunya asyik dengan kesendirian masing masing. Para penghulu sudah kurang peduli dengan nagari dan bahkan juga mungkin kurang peduli dengan kaum dan kemenakan sendiri.
Sawah ladang
Sawah dan ladang adalah andalan utama perekonomian rak- yat dalam nagari. Dengan demikian sawah dan ladang menjadi sim- bol kemakmuran. Nagari akan semarak bila sawah dan ladangnya luas, bila hasilnya berlimpah.
Barangkali ada yang mengatakan bahwa hasil sawah dan ladang tidak selamanya dapat diandalkan untuk kemakmuran karena anak kemenakan yang akan memakannya selalu bertambah bagaikan deret ukur.
Sedangkan luas sawah dan ladang itu tetap saja dan malah mungkin berkurang karena dibangun rumah atau digadai- kan. Hal itu benar dan tak dapat dipungkiri. Penambahan lahan sadah tak mungkin lagi karena seluruh rimba sudah berpunya, se luruh hutan sudah berisi
Orang yang bijak akan mencari jalan lain untuk mengatasinya. Yang kuat dengan tekad, kemauan dan cita-cita pergi merantau,biarlah yang tinggal untuk orang yang tinggal.
Dan lebih bijak lagi, kalau di perantauan berhasil sebagian rezeki dikirimkan pulang ke kampung untuk menebusi yang tergadai, menambah pegang gadai, atau diinvestasikan menurut istilah sekarang.
Jalan
Ada dua jalan diperlukan dalam sebuah nagari, yaitu labuah nan golong dan jalan nan pasa. Labuah nan golong, adalah jalan mulus yang bisa dilewati kendaraan roda empat. Sedangkan jalan nan pasa, ada juga dua macam yaitu jalan kecil dan jalan setapak.
Jalan kecil ialah jalan yang terawat dengan baik tetapi tidak dilewati oleh kendaraan roda empat. Termasuk juga dalam kate- gori jalan kecil yaitu lorong dan gang.
Adapun jalan setapak, ialah jalan pintas yang dilewati orang tanpa dibuat. Karena sudah terbiasa dan diikuti oleh banyak orang, menyebabkan jalan pintas itu pasa (berbekas dan dibiasakan) sehingga menjadi jalan umum.
Banyak sedikitnya jalan-jalan yang ada pada sebuah nagari ikut menentukan tingkat sumarak nagari. Banyaknya jalan yang ada menggambarkan lancarnya perhubungan, lancarnya roda pereko- nomian, tingginya aktifitas masyarakat, dan sekaligus ikut men- dongkrak tingkat kemakmuran anak nagari.
Gelanggang pamedanan
Gelanggang akan ikut menjadi sumarak nagari jika gelanggang itu menggambarkan tingkat kemakmuran anak nagari. Kalau sebuah gelanggang bagus dan kalau gelanggang itu sering mengadakan acara-acara pertandingan, lomba atau keramaian, tentu akan sering dan banyak pula anak nagari yang datang baik sebagai peserta dan penyelenggara, maupun sebagai penonton dan penggembira.
Bila anak nagari sering dan ramai ke gelanggang, tandanya perekonomian dan penghasilannya baik. Orang miskin atau orang yang berpenghasilan rendah biasanya mengabaikan hiburan dan rekreasi.
Hanya orang-orang yang cukup baik penghasilannya yang biasanyameluangkan waktu untuk datang ke gelanggang atau ke tempat rekreasi.
Tepian
Tingkat kebagusan sebuah tepian juga ikut menunjukkan tingkat kemakmuran sebuah nagari. Paling tidak masyarakat di sekitar tepian itu.
Tepian yang baik tidak hanya sekedar pelepas hajat mandi, cuci dan kakus saja, tetapi akan lebih menyenangkan kalau memberikan kemudahan jika dipakai serta mempunyai daya tarik tersendiri.
Kemudahan, kepraktisan dan daya tarik sebuah tepian hanya akan didapat kalau tapian itu dibuat sedemikian rupa dengan mem- perhatikan kebutuhan-kebutuhan serta nilai-nilai keindahan. Tidak hanya sekedar apa adanya secara alami.
Umpamanya, sebuah tepian mempunyai beberapa batu cucian Yang layah dan lebar, ada tempat buang air, ada bagian yang dalam Dan dangkal, ada jalan naik turun yang baik, memiliki gantungan Pakaian, memiliki tempat shalat, dan sebagainya.
Tepian yang baik adalah prakarsa dari masyarakat pemakainya terutama yang muda-muda. Kata pepatah: Rancak tapian dek nan mudo (Bagusnya tepian oleh orang-orang muda) Tepian yang tidak terurus menunjukkan orang-orang yang me makainya terlalu sibuk dengan kesulitan hidupnya, masing-masing asyik memikirkan dirinya sendiri.
Penulis Adalah Novfita Risma Yenni Lahir di Padang Panjang, Mahasiswa Jurusan Sastra Mnangkabau Universtas Andalas, Penulis Sekarang Berdomisili di Tanah Datar, Sumatera Barat.
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih