DENPASAR --- Dalam rangka percepatan penurunan stunting di Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman, Wakil Walikota Pariaman, Mardison Mahyuddin yang juga selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pariaman melakukan studi banding ke Provinsi Bali, Jumat (26/5/2023).
Studi banding yang diinisasi oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Audy Joinaldi selaku Ketua TPPS Prov Sumbar, itu diikuti oleh seluruh Ketua TPPS Kabupaten/Kota se-Sumbar yang notabene adalah Wakil Walikota dan Wakil Bupati di masing-masing daerah. Kunjungan Wawako Mardison bersama rombongan tersebut disambut langsung oleh Wakil Gubernur Provinsi Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa bertempat di Mal Pelayanan Publik Gedung Swaka Dharma Denpasar, Provinsi Bali, Jumat (26/5/2023).
Wawako Mardison dalam kesempatan tersebut mengatakan, studi banding ini dilakukan untuk mendapatkan pembelajaran dan praktek upaya konvergensi integrasi penurunan stunting di Provinsi Bali. Sebagaimana diketahui, Bali merupakan daerah terbaik dalam penanganan penurunan stunting di tingkat nasional.
Studi banding ini berlangsung mulai dari tanggal 24 s/d 27 Mei 2023.
Mardison mengatakan, Provinsi Sumbar mentargetkan pada tahun 2024 penurunan stunting di Sumbar itu menjadi 14 persen. Maka perlunya kolaborasi antara provinsi dengan kabupaten dan kota di Sumbar untuk mewujudkan hal tersebut.
Mardison berharap sepulangnya dari studi banding di Provinsi Bali ini, TPPS Kota Pariaman bisa bekerja secara cepat dan serius dalam upaya penurunan stunting di Kota Pariaman.
Saat ini Kota Pariaman masuk sepuluh besar daerah di Sumbar yang berhasil menurunkan angka stunting. Menurut hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tercatat angka persentase prevelansi stunting Kota Pariaman terendah di Sumbar yaitu 9,3 persen. Hal ini mengalami penurunan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 18,4 persen.
Mardison menuturkan, Kota Pariaman sangat berkomitmen untuk menurukan angka stunting agar bisa menuju zero growth stunting kedepannya.
“Pencegahan stunting menjadi tugas bersama karena menjadi persoalan serius secara nasional, dan bahkan Presiden menekankan hal ini kepada setiap daerah. Penurunan angka stunting di Kota Pariaman ini, menurut Mardison tidak terlepas dari penanganan yang sangat signifikan dari OPD, forkompinda dan masyarakat ,” tegasnya.
“Kita tidak bisa berjalan sendiri tetap dilakukan musyawarah dalam melakukan penekanan dan banyak aksi kelapangan terutama kepada petugas TPPS secara intens menyampaikan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan, kesehatan dan asupan gizi yang cukup bagi ibu hamil dan balita ,” sambung Mardison.
Ia juga menambahkan, penyebab stunting tidak hanya masalah gizi dan pola makan saja, tapi pola asuh, air bersih, sanitasi, juga penting, termasuk masalah sosio-kultural, dan ekonomi.
Bagi Mardison, zero stunting di Kota Pariaman merupakan keharusan yang mesti dilakukan, agar tumbuh generasi muda yang sehat dan SDM yang berkualitas di Kota Pariaman. (Harsy)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih