Novi Setyowati"Nuraini istri Kusuma Partini" Puput puji lestari "umi amanah "Bani sudardi"dan Roch Aris Hidayat."
Eskatologi adalah suatu ajaran teologi mengenai akhir zaman. Ajaran bersifat futuristis yaitu suatu ajaran yang tertuju pada masa depan,Islam memiliki pilar - pilar yang harus di miliki setiap orang yang di sebut rukun iman, dimana salah satu isi rukun terdapat pernyataan bahwa terdapat kepercayaan bahwa adanya suatu kejadian yang akan terjadi di masa depan yang telah ditakdirkan salah satu nya ada kehidupan setelah kematian.
Pembahasan adanya kehidupan setelah kematian termasuk kedalam eskatologi. Tujuan naskah ini untuk mendeskripsikan isi naskah Melayu klasik yaitu syair ibarat dan khabar kiamat .
Pengkajian ini dilakukan dengan pendekatan eskatologi Islam dengan menggunakan konsep - konsep yang terdapat di dalam teks. Dimana konsep itu terdiri dari ~1. Kematian 2.alam barzah 3.hari kiamat 4.kebangkitan 5. Padang Mahsyar 6. Syurga 7. Neraka. neraka, .
Kajian mengenai eskatologi dapat mengajarkan pada manusia untuk meyakini kehidupan setelah mati. Terkait dengan konsep kematian, terdapat indikasi di dalam Al-Quran bahwa pengalaman dan wujud eksistensi manusia terdiri dari dua kematian dan dua kehidupan (Sibawaihi, 2004:20).
Meyakinkan manusia mengenai segala sesuatu yang sifatnya teologis tidak hanya dilakukan dengan mengkaji kitab suci, melainkan bisa menggunakan naskah Melayu Klasik. Salah satunya Syair Ibarat dan Khabar Kiamat. Kandungan eskatologi dalam naskah ini perlu dikaji untuk mengungkapkan warisan kebudayaan masa lampau.
Terlebih karena naskah ini memuat konsep yang berkaitan dengan perwujudan rukun iman kelima yaitu iman kepada hari akhir. Oleh sebab itu melalui perwujudan ini, naskah dapat digunakan sebagai wawasan umat Islam untuk meningkatkan kesempurnaan dengan meyakini kehidupan setelah mati tersebut.
Penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana konsep eskatologi dalam SIKK? Adapun tujuan penelitian ini adalah: Mendeskripsikan konesp-konsep.beberapa peneliti, yaitu: (1) Ali Syuhada (2008) Hikayat Kiamat: Suntingan Teks dan Tinjauan Eskatologi.; (2) Fauzan Muslim (2009) Imaji Eskatologis dalam Risalah Al-Gufran Karya Al-Ma’arri. (3) Ibnu Fikri (2015) Jurnal Manassa: Naskah Shahadat Sekarat: Konstruksi Nalar Sustik Atas Kematian dan Eskatologi Islam di Jawa.; (4) Isna Arofatuzzahro (2016) Analisis Naskah Melayu Bahwa Surat Ceretera Surat Al Qiyamah Kajian Eskatologi Islam berdasarkan kajian pustaka yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa penelitian terhadap naskah SIKK dan penelitian dari perspektif eskatologi terhadap naskah kunopun sudah dilakukan beberapa kali.
Penelitian terhadap naskah SIKK sudah dilakukan dari beberapa perspektif, seperti: pendidikan, religi, tasawuf, kalam, dan lain-lain. Selain itu, perspektif eskatologi untuk mengkaji naskah Melayu Klasik sudah dilakukan pula, namun dapat diketahui bahwa penelitian yang menggunakan perspektif eskatologi masih sangat minim.
Dua kategori kajian pustaka yang sudah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa penelitian mengenai Kajian Eskatologi Islam dalam naskah SIKK belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk menambah referensi baru baik dari segi penelitian terhadap naskah SIKK maupun kebaruan perspektif eskatologi dalam mengkaji SIKK.
Hal ini mengingat pentingnya kajian eskatologi dalam era modern.Naskah SIKK, selain menjelaskan tentang pengibaratan kehidupan manusia yang lalai dalam ibadah, juga menguraikan tentang konsep-konsep eskatologi Islam akan kepastian adanya kehidupan setelah kematian.
Penelitian ini difokuskan pada kajian tentang konsep-konsep eskatologi Islam yang terdapat dalam teks tersebut. Eskatologi adalah doktrin tentang akhir, sebuah doktrin yang membahas tentang keyakinan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian akhir hidup manusia. Secara sederhana, eskatologi Islam diklasikasikan menjadi dua: akhir dunia dan akhir akhirat.
Dalam konteks akhir dunia pembahasan tertuju pada hari kiamat dan gur-gur sebelum kiamat (Dajjal, Imam Mahdi, dan sebagainya). Sedangkan konteks akhirat, pembahasan tertuju pada konsep hari kebangkitan, konsep pengadilan dan konsep surga neraka. (W.J. Hamblin & Daniel C Peterson: 440-442).
Algazali yang dinukil oleh Sibawaihi berpandangan bahwa kepercayaan terhadap konsep-konsep eskatologi menjadi pilar bagi tegaknya akidah seorang muslim. Sebagai implikasi dari pemikirannya ini, konsep-konsep eskatologi harus berada dalam pengkajian keagamaan yang dominan, dan diletakkan sebagai bagian dari ajaran teologi SIKK tersimpan di Museum Linggam Cahaya, Daik, Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
B e n t u k digital naskah SIKK tersimpan di Perpustakaan daring Inggris (British Library) dengan kode EAP153/10: Museum Linggam Cahaya Collection. Bentuk digital SIKK dapat diakses pada Endangered Archives Programme melalui alamat (http://eap.bl.uk/archive-le/EAP153-10-40).
Peneliti melakukan inventarisasi dengan hasil bahwa naskah SIKK merupakan naskah jamak. Hal ini karena peneliti menemukan naskah tersebut dalam koleksi pribadi Bisri Ruchani dan di Museum Linggam Cahaya. Berdasarkan kelengkapan dan keadaan naskah, peneliti menggunakan naskah SIKK koleksi Bisri Ruchani.
Oleh karena itu, metode penyuntingan teks SIKK menggunakan metode edisi landasan. Struktur penyajian SIKK lengkap, yaitu terdapat pendahuluan, isi, kemudian penutup. Pendahuluan dilengkapi dengan doa-doa, ucapan pembukaan. Isi dilengkapi dengan kandungan-kandungan ajaran Islam yang ingin disampaikan.
Secara garis besar, naskah SIKK memiliki beberapa pokok pembahasan, yaitu mengenai kematian, alam kubur, hari kiamat, dan surga-neraka atau dapat dikatakan memuat ajaran eskatologi.
Penutup dilengkapi dengan riwayat penulis, kolofon, dan lain-lain.seperti ditegaskan pula dalam sebuah hadist Rasulullah, “Kaum mukminin yang masuk surga akan menghampiri telaga Haudh Rasulullah saw. untuk meminum airnya. Air Haudh itu lebih putih dari susu, lebih wangi dari kasturi, dan lebih manis dari madu.
Mengalir melalui dua saluran yang berasal dari telaga Kautsar. Panjang dan lebarnya sejauh perjalanan satu bulan, di sekitarnya terdapat cerek-cerek sejumlah bintang-bintang di langit, siapa yang minum sekali teguk saja, maka ia tidak akan dahaga sama sekali sesudah itu. (Ravika Sari/Mahasiswi Universitas Andalas, Sastra Minangkabau)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih