Marandang Dagiang. Foto : Google Image |
Apa yang terlintas di pikiran kalian jika mendengar masakan terlezat di dunia ? Yup! Rendang ! Siapa sih yang tidak mengenal makanan tradisonal yang satu ini ? Rendang sendiri sudah masuk dalam laman berita internasional CNNGo sebagai makanan terenak di dunia. Dan pada tahun 1987, Burger King mengeluarkan menu rendang burger.
Tidak banyak bukti yang ditemukan kapan rendang diciptakan. Tetapi dalam Hikayat Amir Hamzah yang dikutip Andaya (2008) mengatakan bahwa rendang merupakan makanan yang sudah dikenal sejak sejak tahun 1550-an.
Ada juga yang menyebutkan bahwa rendang tercipta karena kebiasaan orang Minang yang suka merantau. Orang Minang sendiri suka bepergian ke Selat Malaka dan Singapura menggunakan transportasi jalur air. Perjalanan tersebut membutuhkan waktu sebulan atau lebih.
Biasanya perantau membawa makanan yang tahan lama, yaitu rendang. Asnan (2007) menyatakan bahwa rendang telah tersebar luas sejak orang Minang berdagang dan berlayar ke Malaka.
Bagi orang Minang sendiri, rendang bukan hanya sebagai makanan yang mengenyangkan, tetapi dianggap sebagai “kepalanya makanan”, yang artinya dalam sebuah jamuan adat, rendang harus tersedia.
Rendang berasal dari kata Randang yaitu marandang, yang artinya memasak santan hingga kering. Rendang merupakan makanan yang terbuat dari daging sapi dengan rempah-rempah dan santan.
Bahan-bahan yang terdapat dalam rendang memiliki filosofi tersendiri, yaitu daging yang melambangkan datuak, pangulu, dan niniak mamak (pemimpim suatu kaum yang sangat berpengaruh bagi anak dan kemanakan dan warganya).
Lalu kelapa yang melambangkan kaum yang pandai, cerdas, dan juga mengeratkan kebersamaan kaum. Lalu cabai yang melambangkan bahwa alim ulama yang dianggap tegas dalam mengajarkan agama. Dan yang terakhir bumbu rempah-rempah yang melambangkan bahwa setiap individu yang bersatu, yaitu dubalang, manti, dan bundo kanduang.
Bumbu-bumbu yang terdapat pada rendang merupakan bumbu alami yang bisa mencegah kumah jahat dalam tubuh.
Dalam proses memasaknya, rendang memiliki tiga tingkatakan, yaitu saat masih berkuah, dinamakan gulai. Saast lebih kental sedikit, dinamakan kalio. Dan saat sudah kering dinamakan rendang.
Rendang juga terbagi menjadi dua macam, yaitu rendang kering dan rendang basah. Rendang kering merupakan rendang yang proses memasaknya dilakukan berjam-jam hingga santan mongering dan bumbu rempahnya terserap sempurna.
Rendang kering biasanya disajikan pada saat upacara adat, kenduri, menyambut tamu kehormatan, dll. Tampilan rendang kering ialah berwarna gelap dan juka dimasak dengan tepat dapat bertahan tiga sampai empat minggu, dan jika dimasukkan ke kulkas bisa bertahan sebulan.
Lalu rendang basah yang bisa disebut kalio, merupakan rendang dengan proses memasaknya yang singkat. Untuk tampilan rendang basah ialah berwarna coklat terang keemasan dan lebih pucat.
Berdasarkan wilayahnya, rendang dibagi menjadi dua, yaitu rendang darek dan pasisia. Darek yang artinya wilayah darat, seperti Bukittinggi dan Payakumbuh. Rendang pada daerah tersebut memiliki bumbu yang lebih sederhana dan juga proses memasaknya.
Untuk pasisan yang artinya wilayah pesisir, memiliki bumbu yang lebih kaya sehingga aromanya lebih terasa. Seiring perkembangan zaman, rendang memiliki banyak variasi yang tadinya hanya memakai daging sapi atau kerbau.
Terdapat rendang kambing yang banyak kita jumpai di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Rendang ayam yang banyak kita jumpai di rumah makan nasi kapau di Bukittinggi. Rendang itiak yang banyak kita jumpai di daerah Payakumbuh karena kesulitan mencari daging sapi di daerah tersebut.
Rendang hati dan paru sapi, rendang talua (telur) yang dimasak dengan tepung tapioca dan diolah menjadi keripik, rendang kerang yang banyak kita jumpai di daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Padang Pariaman, dan Nagari Sasak.
Lalu terdapat rendang maco yang merupakan sejenis ikan asin yang dijadikan rendang. Dan yang terakhir, yaitu rendang suwir khas Payakumbuh yang merupakan daging ayam atau sapi yang disuwir menjadi kecil-kecil, rendang suwir hampir mirip dengan abon.
Selesai kita membaca pernyataan diatas, ternyata rendang bukan hanya sebagai makanan yang mengenyangkan dan makana terenak, tetapi rendang memiliki banyak filosofi dan jenisnya yang beragam. ( Yosa Adelia/Mahasiswa Universitas Andalas Jurusan Sastra Minangkabau)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih