Sungai Pisang merupakan kawasan yang menjadi jembatan penyebrangan bagi para wisatawan menuju pulau. Ketertarikan minat wisatawan terhadap wisata pulau semakin meningkat setiap harinya, khususnya saat tanggal merah maupun libur panjang.
Tingginya minat wisatawan tersebut dapat dimanfaatkan menjadi peluang bisnis bagi masyarakat Sungai Pisang dalam memperoleh pendapatan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Ada beberapa pulau yang dibuka sebagai tempat wisata di Sungai Pisang yaitu:
1. Pulau Pasumpahan
Pulau Pasumpahan merupakan pulau yang terdekat dengan Pesisir Pantai, Pada tahun 2013 pulau ini dikontrak oleh seorang investor bernama Pak Siwan yang merupakan warga Muaro Padang. Pulau ini dikontrak ke kelurahan Bungus Teluk Kabung Selatan (Sungai Pisang).
Pada tahun 2014 pulau ini dibuka secara resmi oleh pemerintah Kota padang. Pulau ini memiliki fasilitas yang sudah cukup memadai, fasilitas yang diberi seperti musholla, 6 penginapan, 2 kamar terapung, area camping ground, banana boats, snorkling, under water photoshoot. selain itu kotak sampah di pulau ini lumayan banyak namun karena tingginya minat wisatawan ke pulau ini membuatnya menjadi kurang.
Harga masuk ke pulau pasumpahan pun terjangkau yaitu dimulai dari Rp. 20.000 per orang, apabila menginap harga masuk mulai dari Rp. 150.000-400.000 per malam.
2. Pulau Sikuai
Pulau sikuai merupakan salah satu pulau yang terbesar di Sumatera Barat, pulau ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1994. Pada tahun 2007 pulau ini mulai memiliki investor yang mana PT. Abadi Wijaya adalah sebagai investornya.
Rikwan sebagai pemilik pulau Sikuai membeli hak pengelolaan pada tahun 2007. Pada tahun 2007 minat wisatawan ke pulau ini sangat rendah ditambah tidak adanya dukungan dari pemerintah. Pada tahun 2008-2009 pulau ini merasakan masa kejayaannya.
Namun sejak terjadinya gempa pada tahun 2009, pengunjung di pulau ini menjadi berkurang diakearenakan adanya isu-isu Tsunami. Semenjak itu pulau ini tidak terurus dan tidak terhuni. Sekarang pulau ini sedang dalam proses pembangunan kembali untuk dijadikan tempat wisata.
3. Kawasan Suwarnadwipa
Kawasan Suwarnadwipa berasal dari bahas Sanskerta yaitu kawasan Emas atau Kawasan Swarnabhumi (Tanah yang bersinar). Kawasan ini dikontrak oleh PT. Suwarnadwipa Wisata Mandiri pada tahun 2014. Kawasan ini resmi dibuka pada tahun 2015 dan dibuka sebagai wisata bahari.
Fasilitas yang di berikan yaitu mushollah, cottage, restaurant, gazebo, dan beberapa kamar mandi. Biaya masuk ke pulau ini sebesar Rp. 30.000 per orang, biaya penginapan Rp. 250.000-650.000 tergantung paket penginapan.
4. Pulau Sirandah
Dalam bahasa Minangkabau, sirandah berarti rendah. Didukung dengan bentuk pulau yang tidak memiliki perbukitan sehingga pulau ini sering dijuluki pulau Sirandah. Pulau ini di kontrak oleh PT. Wisata Bahari MGSB Holding, CEO Datok. Hisyamuddin, Tn. H. Cheee Ali.
Biaya masuk ke Pulau ini berkisar dari Rp. 30.000-35.000 perorang, fasilitas yang diberikan berupa camp area,homestay, musholla dan pondok-pondok kecil. Waterboom juga ada tetapi, pembangunan nya masih belum selesai sehingga belum bisa digunakan.
5. Kawasan Batu Peti
Kawasan batu peti tidak termasuk kedalam pulau, sebab kawasan ini masih masih menyatu dengan daratan pulau Sumatera tetapi akses untuk sampai ke kawasan ini hanya bisa dilalui dengan menggunakan boat. Saat ini kawasan ini belum dibuka, sebab masih dalam tahap pembangunan.
6. Kawasan Sumatera Ecolodge.
Kawasan Sumatera Ecolodge sama dengan kawasan Batu Peti, kawasan ini tidak termasuk kedalam pulau, sebab kawasan ini masih menyatu dengan pulau Sumatera. Tetapi kawasan ini memiliki pesisir pantai yang tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan pulau-pulau yang lain.
Kawasan Sumatera Ecolodge ini memiliki keunikan tersendiri, jika dibandingkan dengan pulau lain, Pulau ini memiliki peraturan yang cukup ketat dibandingkan pulau lain yang ada di Sungai Pisang, yaitu tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang, karna disitu adanya pembatasan pembawaan logistik kepada wisatawan dan wisatawan telah disediakan masakan kampung dari pengelola Sumatra Ecolodge, serta adanya pemberian edukasi pembuangan sampah yang baik dan benar dengan pemisahan kelompok dari sampah yang organik dan an-organik Sebagian besar pengunjung di Kawasan ini adalah warga negara asing.
Pulau-pulau yang ada di kawasan Sungai Pisang telah dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh masyarakat baik dari segi ekonomi maupun pariwisata. Adapun foklor-foklor yang dapat ditemui dan diteliti di daerah kawasan Sungai Pisang yang mana akan menjadi menarik bila dijadikan bahan penelitian.
Salah satu organisasi yang telah melakukan penelitian di kawasan Sungai Pisang berupa ekspedisi budaya yaitu,'MAPASTRA’ (Mahasiswa Pencinta Alam Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) dimana mereka mengkaji tentang alam serta budaya yang ada di pulau-pulau yang ada di kawasan Sungai Pisang. Hasil penelitian yang didapatkan ialah berupa sejarah, budaya, dan konservasi alam.
Dari hasil kajian ‘MAPASTRA’ di kawasan sungai pisang mengharapkan kesadaran masyarakat serta pihak terkait untuk tetap menjaga kelestarian serta dapat memberikan inovasi yang mumpuni kedepannya untuk pulau-pulau yang ada di kawasan Sungai Pisang.
Upaya yang dilakukan untuk melestarikan lingkungan harus ditanamkan kepada masyarakat wilayah Sungai Pisang maupun para wisatawan. Kesadaran yang harus dimiliki oleh setiap umat manusia adalah sadar akan adanya alam dan keinginan untuk terus melestarikannya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan di wilayah Sungai Pisang adalah dengan melakukan konservasi seperti melakukan penanaman pohon kembali, pemeliharaan terumbu karang, serta kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Satu hal yang sangat perlu diterapkan adalah membuat aturan bagi yang melanggar dari suatu peraturan yang dibuat terkait untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. (Maisya Kartika Mahasiswa Jurusan Minangkabau)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih