Oleh : Gusdiana Oktavia
HIASAN kepala ini yang berasal dari kabupaten lima puluh kota, dan juga di pakai oleh orang solok sumatra barat yang mana sunting ini biasa nya di gunakan orang minangkabau untuk menikah atau baralek.
Orang minang di kenal sebagai menjalankan kebudayaan yang ada sejak dulu nya yang mana dapat kita lihat ialah marasek, maminang dan babimbang tando, mehanta sirih, babako abaki, malam bainai, dan manjapuik marapulai .
Disini dapat kita lihat proses yang di lalui seorang perempuan minang sebelum baralek. Sunting ini dapat kita ketahui ialah hiasan kepala yang mana dapat kita katakan kebanggaan anak daro yang di identik degan ukuran besar dan warna nya antara emas dan perak.
Bentuk sunting yang indah dan meggah dapat di ibaratkan sebagai mahkota perempuan minang. Sunting pisang saparak ini merupakan salah satu jenis dari beberapa sunting yang lainnya.
Sunting ini memiliki ciri ciri khas tidak berbentuk setengah lingkaran yang sering kita lihat namun lebih pipih dan bertingkat di belakang , memiliki warna yang khas dan emas dan memiliki aksesoris berbentuk bunga .
Dahulu berat sunting ini mencapai 5 hingga 10 kg, namun untuk sekarang karna banyak bahan yanng di gunakan kuningan dan bahan perak yang ringan sehingga mempermudah calon mempelai wanita. Sunting pisang seperak biasanya di sandingkan degan baju yang adat pula yang sering di sebut baju kurung basibah.
Sunting pisang saperak ini memiliki dua ukuran, sunting yang ukurannya besar biasanya di gunakan untuk mempelai yang menyambut hari bahagia nya, sedangkan yang berukuran kecil atau aksesoris kembang mayang yang di gunakan oleh pendamping mempelai.
Budaya mencerminkan suatu suku, walaupun di sumatra barat memiliki berbagai bentuk sunting namun tetap kembali ke adat basandiang syarak syarak basandi kitabbuallah , yang makna bahwasa nya adat tetap berpatokan pada syariat islam dan syariat islam berpedoman kepada al quran.
Sunting ini sangat unik dari pada sunting yang lain kesan memakai sunting ini kelihatan elegan. Dan sunting pisang ini sangat jarang di jumpai dan hanya ada di sumtara barat saja, sunting nya memang unik.
Banyak lagi sunting di minang namun modelnya yang amat berbeda beda dan sangat manis jika di pakai ketika acara pernikahan. Sunting di minang juga melambangkan kedudukan tinggi seorang wanita di minang yang akan menjadi istri seorang marapulai nya.
Di minang suntiang juga ada artiannya menurut berat nya contoh nya sunting yang ukuran nya berat memberi tanda bahwasannya akan melambangkan berat nya tanggung jawab yang akan di pikul seorang perempuan setelah menikah karena ia harus berperan sebagai istri dan suami bagi keluarga menjaga keutuhan rumah tangga nya, dan bertanggung jawab atas lingkungan sekitar.
Suntiang tidak terlepas dari perangkatan pakaian limpapeh rumah nan gadang di minangkabau. Dari segi ikat variasinya sunting ini dapat pula di bedakan , sunting ikat pesisir sunting ikat kurai, sunting ikat solok salayo, suntiang ikat banuhampu sungai puar.
Kemudian sunting ikat lima puluh kota sunting ikat sijunjung koto tujuah, suntiang ikat batipuah X koto suntiang ikat sunghayang, dan lintau buo. Suntiang pisang saparak banyak di pakai di daerah luhak limo puluah kota. Untuk baju di minang. (Penulis adalah mahasiswa Universitas Andalas, Jurusan Sastra Minangkabau)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih