Oleh : Muhammad Iqbal/Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas
Sepasang pengantin berpakaian adat. Foto : Google Image |
Pariaman, salah satu kota pesisir di Sumatra Barat, Indonesia, merupakan tempat di mana tradisi dan budaya Minangkabau masih hidup dengan kuat. Di antara berbagai upacara adat yang indah, salah satu yang sangat penting adalah "Menjemput Marampulai."
Tradisi ini adalah ekspresi penghormatan dan kegembiraan dalam menyambut pengantin pria di wilayah Pariaman. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana tradisi "Menjemput Marampulai" menjadi bagian integral dari budaya adat Pariaman.
Mengenal Menjemput Marampulai
"Menjemput Marampulai" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan prosesi pengantin pria yang diambil dari rumah keluarganya oleh keluarga pengantin wanita di Pariaman.
Tradisi ini mirip dengan prosesi "Hang Tuah" yang ada dalam budaya Minangkabau secara umum. Ia adalah salah satu tahap penting dalam upacara pernikahan tradisional Minangkabau.
Persiapan Sebelum Menjemput Marampulai
Sebelum prosesi "Menjemput Marampulai" dilakukan, ada persiapan khusus yang dilakukan oleh kedua keluarga yang akan menikahkan anak-anak mereka.
Persiapan ini melibatkan koordinasi antara keluarga pengantin pria dan pengantin wanita. Salah satu persiapan penting adalah memilih seorang "datuak" atau pemimpin adat yang akan memfasilitasi prosesi "Menjemput Marampulai."
Selain itu, ada persiapan lain seperti mempersiapkan hantaran pernikahan, pakaian adat, makanan, dan semua hal yang diperlukan untuk memastikan bahwa prosesi "Menjemput Marampulai" berjalan dengan lancar.
Ritual "Menjemput Marampulai"
Ritual "Menjemput Marampulai" dimulai dengan pengantin pria, bersama dengan keluarganya dan rombongan pengiringnya, tiba di rumah pengantin wanita.
Tradisi ini diawali dengan pengantin pria melakukan "panalokan," yaitu sebuah tarian persembahan kepada kedua belah pihak keluarga. Biasanya, pengantin pria akan tiba dengan mengendarai kuda yang dihias dengan penuh hiasan dan diiringi oleh musik tradisional.
Keluarga pengantin wanita akan menyambut pengantin pria dengan hangat. Pemimpin adat atau datuak akan memimpin seluruh prosesi ini.
Ada berbagai simbolisme yang melibatkan prosesi "Menjemput Marampulai," seperti pengantin pria harus "menaklukkan" pagar pintu masuk rumah pengantin wanita yang dijaga oleh saudara perempuan atau kerabat perempuan pengantin.
Simbolisme dalam "Menjemput Marampulai"
"Menjemput Marampulai" dalam adat Pariaman memiliki banyak simbolisme yang dalam.
Ini mencerminkan nilai-nilai budaya yang menghormati peran dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam pernikahan. Beberapa simbolisme yang umum dalam "Menjemput Marampulai" adalah:
Keselarasan Keluarga: Ritual ini mencerminkan kerjasama dan keselarasan antara dua keluarga yang akan bersatu. Ini adalah momen ketika dua keluarga menyatukan ikatan mereka.
Keberanian Pengantin Pria: Pengantin pria yang harus "menaklukkan" pagar masuk mencerminkan kesiapan dan keberaniannya untuk menjadi kepala keluarga.
Sambutan Hangat: "Menjemput Marampulai" adalah simbol dari sambutan dan kehangatan keluarga pengantin wanita terhadap pengantin pria. Ini juga menunjukkan bahwa pengantin pria disambut dengan cinta dan kasih sayang.
Pemberian Hantaran
Setelah prosesi "Menjemput Marampulai," pengantin pria dan keluarganya akan diberikan hantaran oleh keluarga pengantin wanita sebagai tanda kesepakatan pernikahan.
Hantaran ini biasanya berisi barang-barang seperti pakaian, perhiasan, atau bahkan uang. Ini adalah tanda dari kedua keluarga yang setuju untuk bersatu dan mendukung pernikahan ini.
Menjemput Marampulai adalah salah satu tradisi pernikahan yang kaya akan makna di Pariaman, Sumatra Barat, Indonesia. Selain apa yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa unsur tambahan yang menambah kekayaan makna dan simbolisme dalam tradisi ini:
Musik dan Tarian: Selama prosesi, musik dan tarian tradisional memainkan peran penting dalam menciptakan suasana perayaan. Mereka menciptakan irama dan semangat yang meriah, menambahkan keindahan pada acara tersebut.
Peran Pemimpin Adat (Datuak): Pemimpin adat memiliki peran penting dalam mengarahkan dan memfasilitasi seluruh prosesi. Mereka mengawasi proses ini dan memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai tradisi.
Penekanan pada Keselarasan Keluarga: Selain menggambarkan keselarasan antara dua keluarga, tradisi ini juga menekankan pentingnya kesepakatan dan persetujuan dari kedua belah pihak. Ini adalah momen di mana kedua keluarga secara simbolis menyatakan persetujuan mereka untuk menjalin hubungan yang erat.
Penghormatan kepada Pengantin Pria: Prosesi "Menjemput Marampulai" juga mencerminkan penghormatan terhadap peran pengantin pria dalam pernikahan. Pengantin pria harus melewati beberapa tantangan simbolis untuk membuktikan kesiapan dan komitmennya.
Simbolisme Kuda: Kuda yang digunakan oleh pengantin pria dalam perjalanannya ke rumah pengantin wanita juga memiliki makna tersendiri. Kuda adalah simbol keberanian dan kekuatan, dan penggunaannya dalam prosesi ini menunjukkan kemegahan dan pentingnya momen tersebut.
Makanan dan Minuman: Sepanjang prosesi, makanan dan minuman tradisional disajikan sebagai simbol keramahan dan kedekatan. Ini juga menggambarkan bahwa kedua keluarga akan bersatu dalam kebahagiaan dan kerjasama.
Penggunaan Pakaian Adat: Baik pengantin pria maupun pengantin wanita mengenakan pakaian adat Minangkabau yang indah dan berwarna-warni. Pakaian ini adalah simbol keindahan dan kemegahan budaya Minangkabau.
Pemberian Hantaran: Pemberian hantaran sebagai tanda kesepakatan pernikahan adalah salah satu aspek penting dalam tradisi ini. Ini menunjukkan komitmen dan dukungan keluarga kepada pasangan yang akan menikah.
Keberlanjutan Budaya: Tradisi "Menjemput Marampulai" adalah salah satu cara untuk menjaga dan mewariskan budaya Minangkabau yang kaya dari generasi ke generasi. Ini adalah pengingat akan pentingnya mempertahankan warisan budaya tradisional dalam era modern.
Dengan semua elemen ini, tradisi "Menjemput Marampulai" di Pariaman mencerminkan nilai-nilai budaya yang kuat, kebersamaan keluarga, penghormatan, dan komitmen dalam pernikahan. Ia juga menggambarkan keindahan dan kekayaan budaya Minangkabau yang masih terus hidup dengan kuat dalam masyarakat Pariaman.
Jadi dapat disimpulkan, tradisi "Menjemput Marampulai" dalam adat Pariaman adalah contoh yang mengesankan dari bagaimana nilai-nilai budaya, keberanian, dan kerjasama tercermin dalam upacara pernikahan.
Ini adalah momen yang istimewa dalam perjalanan menuju pernikahan, di mana kedua keluarga bersatu dengan harapan dan cinta untuk masa depan yang bahagia. Ritual ini menambah kekayaan budaya Pariaman dan memberikan makna mendalam bagi pernikahan dalam masyarakat ini.
Tradisi ini adalah contoh penting dari bagaimana budaya Minangkabau yang kaya tetap hidup dan berkembang di era modern. (**)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih