Fhoto ini dicopy paste di google image |
Pencak Silat merupakan salah satu seni bela diri tradisional yang kaya akan sejarah dan budaya. Di Indonesia, ada banyak aliran Pencak Silat yang dikenal, salah satunya adalah PSHT, singkatan dari Persaudaraan Setia Hati Terate. Artikel ini akan membahas sejarah, filosofi, dan perkembangan PSHT sebagai salah satu aliran Pencak Silat yang terkenal di Indonesia.
Oleh : Dzaky Herry Marino/ mahasiswa sastra Minangkabau Universitas Andalas Padang.
SEJARAH PSHT
PSHT didirikan oleh Ki Ageng Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo pada tahun 1922 di Kediri, Jawa Timur. Aliran ini memiliki akar sejarah yang kuat dalam perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda pada masa lalu. PSHT juga dipengaruhi oleh ajaran kebatinan Jawa, seperti kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tata cara adat Jawa.
FILSAFAT PSHT
Filsafat PSHT didasarkan pada tiga prinsip utama:
1. Setia Hati : Mereka yang mengikuti PSHT diharapkan untuk memiliki kesetiaan yang tinggi, baik kepada ajaran PSHT maupun kepada bangsa dan negara Indonesia.
2. Terate : Terate merupakan kata dalam bahasa Jawa yang berarti "tenang" atau "santai." Prinsip ini mengajarkan kesabaran, ketenangan, dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai situasi dalam hidup.
3. Budi Luhur: PSHT juga mendorong anggotanya untuk memiliki budi luhur atau moralitas yang tinggi. Mereka diharapkan menjadi individu yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif pada masyarakat.
Perkembangan PSHT
Seiring berjalannya waktu, PSHT telah berkembang dan memperluas pengaruhnya ke berbagai wilayah di Indonesia dan bahkan ke mancanegara. Organisasi ini tidak hanya fokus pada aspek bela diri fisik, tetapi juga mengedepankan pendidikan, budaya, dan kegiatan sosial.
PSHT juga aktif dalam menjaga dan melestarikan budaya Indonesia melalui pertunjukan seni, seperti tarian dan musik tradisional. Mereka juga sering mengadakan kegiatan amal untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Seni bela diri Pencak Silat PSHT memiliki sejarah yang kaya dan filosofi yang mendalam. Dengan prinsip-prinsip Setia Hati, Terate, dan Budi Luhur, PSHT tidak hanya mengajarkan keterampilan bela diri, tetapi juga nilai-nilai moral yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Organisasi ini terus berkembang dan berperan aktif dalam memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.
Peran PSHT dalam Mempertahankan Budaya Lokal
PSHT bukan hanya sekadar sebuah aliran bela diri, tetapi juga sebuah wadah untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal. Mereka aktif dalam mengembangkan seni dan budaya tradisional, termasuk tarian, musik, dan seni pertunjukan lainnya yang menjadi bagian integral dari identitas Indonesia.
Salah satu aspek yang menarik dari PSHT adalah keikutsertaannya dalam pertunjukan seni tradisional seperti "Pencak," yang merupakan perpaduan antara gerakan bela diri dengan elemen seni pertunjukan. Pertunjukan Pencak PSHT sering menjadi daya tarik dalam festival budaya dan acara-acara penting di Indonesia.
Selain itu, PSHT juga aktif dalam melestarikan bahasa dan adat istiadat Jawa. Ini termasuk penggunaan bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari, menjaga tradisi upacara adat, dan mempromosikan keberagaman budaya yang kaya di Indonesia.
Masyarakat PSHT dan Kontribusinya
Anggota PSHT sering menjadi bagian dari kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Mereka sering terlibat dalam kegiatan amal seperti penggalangan dana untuk membantu korban bencana alam, program pendidikan untuk anak-anak, dan berbagai bentuk kegiatan kepedulian sosial lainnya. Ini mencerminkan komitmen PSHT untuk menjadi bagian yang positif dalam masyarakat.
Selain itu, PSHT juga menjadi tempat bagi banyak individu untuk mengembangkan keterampilan, disiplin diri, dan rasa tanggung jawab. Melalui latihan dan pelatihan yang ketat, anggota PSHT belajar tidak hanya tentang bagaimana melindungi diri mereka sendiri, tetapi juga tentang disiplin mental dan fisik.
Kesimpulan
PSHT bukan sekadar sebuah aliran bela diri, tetapi sebuah komunitas yang memegang erat nilai-nilai budaya dan moral. Mereka berperan dalam melestarikan budaya Indonesia, membantu masyarakat, dan membentuk individu yang bertanggung jawab dan berdisiplin. Dengan warisan sejarah yang kaya dan komitmen terhadap prinsip-prinsip Setia Hati, Terate, dan Budi Luhur, PSHT terus menjadi salah satu kekuatan positif dalam masyarakat Indonesia.
Silat PSHT, atau Persaudaraan Setia Hati Terate, adalah salah satu aliran seni bela diri tradisional Indonesia yang memiliki akar budaya dan sejarah yang kaya. Ini adalah seni bela diri yang berasal dari pulau Jawa, Indonesia. Berikut beberapa poin utama tentang Silat PSHT:
1. Sejarah : Silat PSHT memiliki sejarah panjang yang dapat ditelusuri hingga awal abad ke-20. Itu awalnya digunakan sebagai bentuk pertahanan diri oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia dari penjajah Belanda.
2. Filosofi : Silat PSHT memiliki filosofi yang kuat, dengan prinsip-prinsip seperti kejujuran, persaudaraan, dan setia hati sebagai nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Selain itu, terdapat ajaran-ajaran moral yang ditanamkan kepada para praktisi.
3. Teknik : Silat PSHT melibatkan berbagai teknik serangan dan pertahanan, termasuk pukulan, tendangan, kuncian, dan lemparan. Teknik-teknik ini diajarkan dalam berbagai tingkat keahlian kepada para anggota.
4. Organisasi : PSHT adalah organisasi yang luas dengan banyak cabang di seluruh Indonesia dan bahkan di luar negeri. Organisasi ini berfungsi sebagai wadah untuk melestarikan seni bela diri ini, serta untuk mempromosikan persaudaraan di antara anggotanya.
5. Pentingnya Budaya : Silat PSHT juga memiliki nilai-nilai budaya yang penting, termasuk musik, tarian, dan upacara tradisional yang terkait dengan seni bela diri ini. Ini membantu dalam menjaga warisan budaya Indonesia.
6. Kompetisi dan Pertunjukan : Selain sebagai bentuk pertahanan diri, Silat PSHT juga sering dipersembahkan dalam pertunjukan seni dan kompetisi yang mengesankan, menarik perhatian banyak penonton.
Silat PSHT adalah bagian integral dari warisan budaya Indonesia yang kaya, dan selama bertahun-tahun telah menjadi sarana untuk mempromosikan kejujuran, persaudaraan, dan keahlian bela diri di kalangan masyarakat Indonesia dan di luar negeri. (***/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih