Oleh : Tassya Yuhanid Putri/ dengan jurusan sastra Minangkabau fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas
Foto by fixabay |
Minangkabau adalah salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia, yang mendiami wilayah Provinsi Sumatra Barat dan beberapa wilayah di sekitarnya. Suku Minangkabau dikenal dengan budayanya yang kaya dan beragam, mulai dari adat istiadat, kesenian, hingga kuliner.
Minangkabau memiliki Sejarah akan Suku bangsanya yang diperkirakan telah ada sejak abad ke-7 Masehi. Menurut legenda, suku Minangkabau berasal dari seorang putri bernama Mande Rubiah, yang melarikan diri dari kerajaan Majapahit di Jawa.
Mande Rubiah kemudian menetap di Bukittinggi dan menikah dengan seorang pemuda setempat. Dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang putra yang bernama Adityawarman, yang kemudian menjadi raja pertama Minangkabau.
Minangkabau juga memiliki memiliki adat istiadat yang sangat kuat dan menjunjung tinggi nilai-nilai matrilineal. Dalam adat Minangkabau, perempuan memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam hal pewarisan harta dan kepemimpinan.
Salah satu adat Minangkabau yang paling terkenal adalah adat perkawinan. Dalam adat perkawinan Minangkabau, pihak laki-laki harus membayar mas kawin kepada pihak perempuan. Mas kawin ini biasanya berupa emas, uang, atau benda-benda berharga lainnya.
Kesenian
Suku Minangkabau memiliki berbagai macam kesenian, mulai dari tari-tarian, musik, hingga seni pertunjukan. Salah satu tari-tarian Minangkabau yang paling terkenal adalah tari Piring. Tari Piring merupakan tarian tradisional Minangkabau yang menampilkan gerakan-gerakan gemulai dengan piring di tangan.
Suku Minangkabau memiliki berbagai macam musik tradisional, seperti musik talempong dan musik saluang. Musik talempong dimainkan dengan menggunakan alat musik yang terbuat dari logam, sedangkan musik saluang dimainkan dengan menggunakan alat musik tiup.
Ada beberapa lagi alat musik diantaranya yaitu :
1. Alat Musik Serunai
Alat musik serunai dapat di percaya sebagai berakar dari alat musik shehnai yang berasal dari Lembah Kashmir di dataran India Utara. Dari sana munculah dugaan bahwa serunai ini merupakan perkembangan dari shenai yang digunakan di dalam musik tradisional pemikat ular di India karena bentuknya yang cukup mirip.
Alat musik serunai ini sangat dikenal dari daerah pegunungan hingga pesisir Sumatera Barat. Misalnya saja di daerah Luhak Nan Tigo yang mencakup Agam, Tanah Datar, dan juga Limo Puluah Koto. Sementara di daerah pesisir mencakup sepanjang pantai Samudera Hindia.
Bahan yang digunakan di dalam serunai ini umumnya terdiri dari batang padi, kayu, atau bambu, tanduk kerbau, dan daun kelapa. Di bagian penata bunyi, biasanya akan dibuat dari bahan kayu bambu talang atau capo ringkik, yakni sejenis perdu yang kayunya dikenal keras tapi lunak di bagian dalamnya.
Sehingga sangat mudah untuk dilubangi. Batang serunai sendiri biasanya mempunyai panjang sekitar 20 cm yakni sebesar ukuran ibu jari orang dewasa. Selain itu, serunai juga memiliki 4 lubang yang berguna sebagai pengatur nada. Nada yang digunakan merupakan nada pentatonis yang biasanya digunakan pada alat musik modern.
Dalam penggunaannya, puput serunai tersebut biasanya digunakan dalam berbagai macam acara adat, seperti halnya perkawinan, perhelatan penghulu, dan lain sebagainya. Selain itu, alat musik tersebut juga sering dimainkan oleh perorangan dengan santai di tengah pekerjaannya di ladang ataupun sawah.
2. Alat Musik Talempong
Cara memainkan alat musik yang satu ini tergolong cukup sederhana, yaitu dengan cara memukul poros cembung bagian tengah dan mengikuti rima serta irama musik dari instrumen lainnya. Hampir sebagian besar alat musik pengiring tarian adat Sumatera Barat ini dilengkapi dengan alat musik Talempong sebagai salah satu instrumennya. Untuk beberapa tarian adat Sumatera Barat tersebut yaitu Tari Indang, Tari Pasambahan, Tari Piring, dan lain sebagainya.
Alat musik Talempong ini mempunyai bentuk lingkaran dengan bagian tengah yang sedikit menonjol ke atas. Tonjolan tersebut digunakan sebagai tempat pukulan mendarat. Secara sederhana, alat musik yang satu ini menyerupai bonang dalam Gamelan Jawa.
Bahan material dari alat musik Talempong ini yaitu kuningan, kayu, hingga batu. Biasanya, alat musik yang satu ini mempunyai ukuran sekitar 15 hingga 17,5 cm. Di bagian bawah dibuat bolong seperti mangkok yang menelungkup dan diletakkan dua tali yang membentang membentuk persegi panjang di bagian sisi kanan dan kirinya.
3. Alat Musik Saluang
Dimana alat musik jenis ini sudah menjadi alat musik ikonik khas Minangkabau. Cara memainkan alat musik Sumatera Barat ini yaitu dengan cara ditiup dan dimainkan lubangnya dengan jari tangan untuk bisa menghasilkan nada yang indah.
Alat musik Saluang ini dibuat dari potongan bambu pilihan dengan ukuran diameter 2 hingga 3 cm dan panjang sekitar 70 hingga 90 cm. Alat musik tradisional ini mempunyai bentuk seperti seruling, hanya saja di dalam alat musik jenis ini mempunyai bagian pangkal dan juga ujung yang bolong.
Alat musik Saluang umumnya dimainkan dalam acara resmi atau acara hiburan, mulai dari pentas seni, upacara adat, iring-iringan pengantin, dan juga untuk hiburan masyarakat. Di sisi lain, masyarakat Minang juga sering menjadikan Saluang sebagai pelengkap instrumen musik mereka.
Saluang sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis. Bahkan, di beberapa daerah juga mempunyai jenisnya masing-masing. Beberapa diantaranya yaitu Saluang Pauah, Saluang Sirompak, dan juga Saluang Darek.
4. Alat Musik Rabab
Raba merupakan sejenis instrumen musik daerah yang cara memainkannya yaitu dengan digesek. Secara bentuk dan cara memainkannya, alat musik yang satu ini hampir sama dengan biola. Alat musik Rabab ini sudah mulai tersebar hampir ke seluruh pelosok Nusantara.
Akan tetapi, menurut sejarah dikisahkan bahwa alat musik yang satu ini awalnya dibuat di tanah Minang. Selain itu, diketahui juga bahwa alat musik Rabab juga mempunyai beberapa jenis lain, seperti Rabab Darek, Rabab Pasisie, dan juga Rabab Piaman.
Alat musik Rabab ini adalah alat musik yang dimainkan oleh beberapa orang secara bersamaan. Instrumen ini juga bisa dilihat di beberapa perayaan, mulai dari upacara pernikahan, upacara kebudayaan, pentas seni, dan lain sebagainya.
5. Alat Musik Bansi
Jenis alat musik yang satu ini merupakan instrumen yang cukup melegenda di beberapa wilayah yang ada di Sumatera Barat. Bentuk Bansi sendiri secara khusus menyerupai alat musik Saluang.
Tapi Bansu ini mempunyai ukuran yang lebih pendek, yaitu sekitar 33,5 sampai 36 cm dengan diameter 2,5 hingga 3 cm dan mempunyai 7 lubang sebagai pengatur suara. Batang Bansi biasanya terbuat dari Bambu Talang atau Bambu Sariak. Ketujuh lubang tersebut diberi jarak antar lubang yakni sekitar 1,5 cm dan diameternya 9,9 mm.
Bandi adalah salah satu alat musik jenis Aerophone yang cara memainkannya yaitu dengan skill khusus. Sehingga tidak heran bila para pemain alat musik ini memerlukan pembelajaran dan juga pelatihan secara khusus terlebih dulu. Alat musik Bansi ini umumnya dimainkan saat perayaan adat masyarakat Minang, seperti misalnya adat Minang, pentas seni, dan juga beberapa pertunjukan adat Minang lain.
6. Alat Musik Pupuik Batang Padi
Alat musik Sumatera Barat berikutnya yaitu Pupuik Batang Padi. Sesuai dengan namanya, instrumen yang satu ini terbuat dari batang padi yang sudah tua atau sudah berbuku. Di beberapa daerah yang ada di Sumatera Barat, Pupuik merupakan sebutan untuk alat musik Peluit, yakni alat musik Sumatera Barat yang satu ini awalnya banyak ditemukan di wilayah Agam, Sumbar. Cara membuat dan juga memainkan Pupuik Batang Padi ini cukup sederhana. Kita hanya perlu memecahkan bagian pangkal batang pagi yang berbulu, kemudian hasil pecahan tersebut akan menghasilkan suara saat ditiup.
7. Pupuik Tanduak
di Sumatera Barat juga ada salah satu alat musik Pupuik Tanduak. Sesuai dengan namanya, alat musik yang satu ini terbuat dari tanduk kerbau. Sehingga bentuknya semakin mengembang semacam terompet. Bentuknya yang hampir sama dengan terompet ini membuat Pupuik Tanduak bisa menghasilkan bunyi yang keras dan juga melengking. Oleh karena itu, tak heran bila bisa menjangkau jarak dengan jauh.
Karena jenis bunyi yang dihasilkannya sangat keras, alat musik Pupuik Tanduak ini biasanya digunakan sebagai pengumuman dan juga untuk mengumpulkan masyarakat supaya berkumpul di suatu tempat.
Konon katanya, alat ini juga bisa dijadikan sebagai penghimbau saat sudah memasuki waktu sholat atau berbuka puasa. Cara membuat alat musik Sumatera Barat ini juga cukup sederhana, yaitu dengan memotong ujung tanduk dan dibuat rongga sampai ke bagian ujung. Kemudian, cara memainkannya yaitu dengan di tiup
8.Rabano atau Rebana
Rebana atau rabano ini dalam Bahasa Minang adalah alat musik sejenis gendang yang di bagian sebelah mukanya diberi kulit hewan. Rabano adalah alat musik perkusi atau pukul tradisional yang seringkali ditampilkan dalam upacara ataupun pertunjukan yang berkaitan dengan agama Islam. Oleh karena itu, rabano baru dikenal oleh masyarakat Minang atau Sumatera Barat setelah masuknya agama Islam ke wilayah tersebut.
Rabano khas Minangkabau ini biasanya yang terbuat dari kayu nangka atau surian, kulit kambing ataupun biawak, dan diberi paku untuk menahan kulit di bagian muka. Rebana khas Minang ini ada yang bergiring-giring dan ada juga yang tidak. Rabano bergiring-giring mempunyai tiga giring-giring.
Ukurannya juga beragam, dari mulai ukuran kecil sampai besar, dengan diameter berkisar antara 17 hingga 70 cm, sesuai dengan daerah asalnya di Sumatera Barat. Alat musik Rabano kecil kerap dimainkan bersama dengan
Talempong dan juga Gandang untuk mengiringi tarian adat. Sedangkan Rabano yang berukuran besar biasanya digunakan dalam pesta pernikahan dan juga acara yang berkaitan dengan agama islam yang ada di Sumatera Barat yaitu Seperti khatam alquran dan perayaan perayaan hari besar islam serta akikahan
Kuliner
Suku Minangkabau juga memiliki berbagai macam kuliner yang khas, antaralain yaitu :Seperti rendang merupakan makanan khas suku Minangkabau yang paling terkenal.
Makanan ini bahkan dinobatkan sebagai salah satu makanan terlezat di dunia. Rendang merupakan daging yang diolah menggunakan rempah dan santan lalu dimasak dalam waktu yang lama. Rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu.
Dendeng balado
Dendeng balado adalah makanan khas suku Minangkabau dibuat dari irisan tipis dan lebar,daging sapi yang dikeringkan lalu digoreng kering. Daging goreng ini lalu diberi bumbu balado. Balado adalah teknik memasak khas Minangkabau dengan cara menumis cabe giling dengan berbagai rempah, biasanya bawang merah, bawang putih, jeruk nipis.
Nasi Kapau
Nasi Kapau merupakan ciri khas nasi campur khas Minangkabau. Makanan khas suku Minangkabau ini terdiri dari nasi, sambal, dan lauk pauk khas Kapau, gulai sayur nangka, gulai tunjang, gulai cangcang, gulai babek atau paruik kabau. Ciri khas dari nasi ini adalah adanya gulai nangka khas Kapaunya.
Potensi
Suku Minangkabau memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang di masa depan. Potensi ini meliputi potensi budaya, ekonomi, dan pariwisata.
Potensi budaya Minangkabau dapat dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan, seperti festival budaya, pameran seni, dan pertunjukan kesenian. Potensi ekonomi Minangkabau dapat dikembangkan melalui berbagai macam usaha, seperti pariwisata, pertanian, dan industri. Potensi pariwisata Minangkabau dapat dikembangkan melalui pengembangan destinasi wisata, seperti objek wisata alam, wisata budaya, dan wisata sejarah.
Suku Minangkabau adalah salah satu suku bangsa yang kaya akan budaya dan potensi. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, suku Minangkabau dapat terus berkembang dan menjadi salah satu suku bangsa yang berperan penting dalam pembangunan Indonesia.
Berikut adalah beberapa contoh budaya Minangkabau yang dapat dikembangkan di masa depan:
Pelestarian adat istiadat
Yaitu pelestarian adat istiadat Minangkabau sangat berperan penting untuk menjaga identitas dan kelestarian budaya Minangkabau. Pelestarian adat istiadat dapat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan, seperti sosialisasi adat istiadat, pelatihan adat istiadat, dan festival adat istiadat.
Pengembangan seni dan budaya Minangkabau
Dan pengembangan seni dan budaya Minangkabau dapat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan, seperti pelatihan seni dan budaya, festival seni dan budaya, dan pertunjukan seni dan budaya. Pengembangan seni dan budaya dapat menjadi salah satu daya tarik pariwisata Minangkabau
Pengembangan pariwisata Minangkabau
Pengembangan pariwisata Minangkabau dapat dilakukan melalui pengembangan destinasi wisata, seperti objek wisata alam, wisata budaya, dan wisata sejarah. Pengembangan pariwisata dapat menjadi salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat Minangkabau. (***/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih