Oleh : Fazila Fiona/Prodi : Sastra Minangkabau Universitas Andalas
ADAT PERKAWINAN Padang Pariaman dan Kota Pariaman atau yang disebut juga Pariaman memiliki perbedaan dengan adat perkawinan daerah Minangkabau lainnya, karena mempunyai tradisi bajapuik (menjemput pengantin laki-laki) yang mensyaratkan adanya uang japuik atau jemputan.
Bajapuik (japuik) jemput adalah tradisi perkawinan yang telah menjadi ciri khas di daerah Pariaman . Bajapuik dipandang sebagai kewajiban pihak keluarga perempuan memberi sejumlah uang atau benda kepada pihak mempelai laki-laki sebelum akad nikah dilangsungkan.
Uang japuik adalah pemberian dari keluarga pihak perempuan kepada pihak laki-laki yang diberikan pihak perempuan pada saat acara manjapuik marapulai dan akan dikembalikan lagi pada saat mengunjungi mertua pada pertama kalinya (acara manjalang).
Uang japuik ini sebagai tanda penghargaan kepada masing-masing pihak Adat perkawinan ini, termasuk dalam adat nan diadatkan, karena hanya terjadi di daerah tertentu saja atau hanya dilaksanakan di daerah tertentu saja dalam hal ini hanya terjadi dalam lingkup Pariaman saja.
Adat perkawinan ini, dilaksanakan oleh penduduk Pariaman, termasuk yang telah merantau ke kota lainnya.
Uang Japuik Pariaman merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Minangkabau yang kaya akan nilai-nilai tradisional dan makna simbolis.
Dalam konteks masyarakat Minangkabau, uang Japuik Pariaman bukanlah sekadar alat tukar, tetapi juga sebuah simbol keberhasilan, prestise sosial, dan koneksi dengan akar budaya yang dalam.
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai tradisi uang Japuik Piaman, warisan budaya yang penting bagi masyarakat Minangkabau.
Sejarah dan Asal-usul Uang Japuik Pariaman
Uang Japuik Pariaman memiliki akar sejarah yang dalam dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Tradisi ini berasal dari daerah Pariaman, sebuah kota kecil yang terletak di Sumatra Barat, Indonesia.
Sejak zaman dahulu, masyarakat Pariaman telah menggunakan uang Japuik sebagai alat tukar dalam transaksi ekonomi sehari-hari.
Namun, lebih dari sekadar alat tukar, uang Japuik memiliki nilai-nilai simbolis yang kuat dalam budaya Minangkabau.
Makna Simbolis Uang Japuik Pariaman
1. Simbol Keberhasilan dan Kesejahteraan
Bagi masyarakat Minangkabau, memiliki uang Japuik Pariaman adalah simbol keberhasilan dan kesejahteraan. Uang Japuik sering kali diberikan sebagai hadiah dalam perayaan-perayaan penting seperti pernikahan, kelahiran anak, atau acara adat lainnya. Kehadiran uang Japuik dalam sebuah acara menandakan kemakmuran dan prestise sosial bagi keluarga yang merayakannya.
2. Simbol Koneksi dengan Akar Budaya:
Uang Japuik Pariaman juga merupakan simbol koneksi dengan akar budaya Minangkabau yang dalam. Melalui penggunaan uang Japuik, masyarakat Minangkabau menjaga dan memperkuat warisan budaya mereka yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai adat. Hal ini mencerminkan rasa bangga dan identitas budaya yang kuat dalam masyarakat Minangkabau.
3. Simbol Solidaritas dan Kebersamaan
Penggunaan uang Japuik Pariaman juga mencerminkan nilai-nilai solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat Minangkabau. Ketika seseorang memberikan uang Japuik sebagai hadiah, itu tidak hanya merupakan tindakan individual, tetapi juga ekspresi dari dukungan dan kebersamaan dalam komunitas. Hal ini memperkuat ikatan sosial dan hubungan antarindividu dalam masyarakat Minangkabau.
Peran Uang Japuik Pariaman dalam Kehidupan Masyarakat Minangkabau
- Pemberian Hadiah dan Pengakuan Sosial: Uang Japuik Pariaman sering kali digunakan sebagai hadiah dalam berbagai perayaan dan acara adat, seperti pernikahan, khitanan, atau penyambutan tamu kehormatan. Pemberian uang Japuik tidak hanya merupakan tindakan murah hati, tetapi juga merupakan bentuk pengakuan sosial dan dukungan bagi penerima hadiah.
- Simpanan Nilai Ekonomis dan Emosional:Selain sebagai hadiah, uang Japuik juga sering disimpan sebagai simpanan nilai ekonomis dan emosional. Beberapa keluarga menjadikan uang Japuik sebagai investasi untuk masa depan, sementara yang lain menyimpannya sebagai warisan keluarga yang berharga. Bagi banyak orang Minangkabau, uang Japuik bukan hanya sekadar alat tukar, tetapi juga simbol kekayaan dan kebanggaan keluarga.
- Penguatan Identitas Budaya: Penggunaan uang Japuik Pariaman juga berperan dalam memperkuat identitas budaya Minangkabau. Melalui penggunaan uang Japuik, masyarakat Minangkabau terus menghidupkan tradisi dan nilai-nilai adat mereka yang kaya. Hal ini membantu menjaga keberlangsungan warisan budaya yang berharga dan memperkuat rasa kebanggaan akan identitas budaya mereka.
Tantangan dan Pemertahanan Tradisi Uang Japuik Pariaman
Meskipun memiliki nilai-nilai yang kuat dalam budaya Minangkabau, tradisi uang Japuik Pariaman tidak terlepas dari tantangan modernisasi dan perubahan sosial. Perubahan dalam pola konsumsi, perkembangan teknologi, dan arus globalisasi dapat memengaruhi praktik dan makna tradisi ini dalam masyarakat.
Untuk menjaga keberlangsungan tradisi uang Japuik Pariaman, penting bagi masyarakat Minangkabau untuk terus mempromosikan dan memelihara nilai-nilai budaya tradisional mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan, pelestarian warisan budaya, dan dukungan terhadap praktik-praktik adat yang penting bagi keberlangsungan budaya Minangkabau.
Dengan demikian, uang Japuik Pariaman bukan hanya sekadar alat tukar, tetapi juga sebuah simbol keberhasilan, identitas budaya, dan solidaritas dalam masyarakat Minangkabau.
Melalui pemahaman yang mendalam tentang makna simbolis dan peran tradisi ini, masyarakat Minangkabau dapat terus memperkokoh dan memelihara warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang. (**/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih