Oleh : Asraf, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas
Foto ini dicopas dari google image |
TAHUKAH Anda dengan The Founding Fathers Republik Indonesia atau yang sering disebut bapak bangsa Indonesia, 3 dari 4 tokoh tersebut berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.
Tan Malaka yang berasal dari desa Pandan Gadang di Limopuluh Koto, Payakumbuh lalu Mohammad Hatta berasal dari Bukittinggi dan Sutan Sjahrir berasal dari Padang Panjang.
Tiga dari empat tokoh itu berasal dari Sumatera Barat, ada juga Muhamammad Yamin yang merupakan salah satu dari tiga perumus Pancasila yang berasal dari Talawi, Sawahlunto.
Dan Haji Agus Salim dengan julukannya “The Grand Old Man” karena prestasinya di bidang diplomasi dan kefasihannya dalam menggunakan bahasa asing, Haji Agus Salim menguasai tujuh bahasa asing yang menjadikannya beliau Menteri luar negeri Indonesia pada tahun 1947 sampai 1949, Haji Agus Salim berasal dari Koto Gadang, Sumatera Barat.
Masih banyak tokoh-tokoh Minangkabau yang ikut andil dalam berdirinya sejarah bangsa Indonesia. Penulis akan membahas lebih dekat dari tiga Founding Father tersebut.
1. Tan malaka
Tan Malaka adalah tonggak penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia karena peran dan sumbangsihnya untuk Indonesia dalam perjuangan sangatlah signifikan.
Tan Malaka aktif dalam berbagai organisasi politik dan aktivis sosialnya semasa hidupnya, Beliau menjadi anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan juga mendukung pergerakan buruh serta petani.
Karya beliau yang sampai saat ini eksis dan mejadi buku bacaan bagi para aktivis yang berjudul “Madilog” yang membahas tentang teori materialisme dialektika dan logika yang menjadi pengaruh bagi gerakan sosialis di Indonesia.
2. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta adalah seorang intelektual yang piawai dan memiliki pemikiran ekonomi yang maju, selama masa penjajahan Belanda, Hatta terlibat dalam perjuangan melawan kolonialisme.
Memainkan peran penting dalam perumusan dan penandatanganan Prokamasi Kemerdekaan Indonesia. Sesudah Indonesia lepas dari penjajahan dan mendapat kemerdekaan, Hatta menjabat sebagai Wakil Presiden pertama Republik Indonesia pada tahun 1945 sampai dengan tahun 1956.
Semasa jabatannya Hatta juga memegang peranan penting dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan ekonomi nasional yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan membangun kemandirian ekonomi Indonesia.
Setelah melepaskan masa jabatannya sebagai Wakil Presiden, Hatta tetap aktif dalam politik dan berperan dalam berbagai organisasi internasional. Beliau terus memikirkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalu pemikirannya yang progresif dan advokasi politik.
3. Sutan Sjahrir
Sutan Sjahrir adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Beliau seoranh intelektual, politikus dan negarawan yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sjahrir juga menjadi salah satu pendiri Partai Sosialis Indonesia (PSI) pada tahun 1930 dan memimpin partai tersebut. Selama masa penjajahan Belanda, Sjahrir terlibat dalam pergerakan nasionalis dan juga merupakan salah satu pemimpin yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secara damai.
Dengan gaya berbicara yang fasih dalam berbagai forum internasional dan berusaha memperoleh dukungan internasional untuk kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1942, Sjahrir ditangkap oleh pemerintah kolonial belanda karena aktivitas nasionalisnya yang mengancam pemerintahan kolonian sehingga beliau diasingkan oleh pemerintah kolonial. Dan beliau meninggal dunia pada tanggal 9 April 1966 di Swiss, Warisannya sebagai salah satu pendiri bangsa Indonesia tetap hidup.
Tidak hanya laki-laki, Perempuan juga ikut andil dalam perkembangan dan sejarah bangsa Indonesia. Beliau adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said, berasal dari Maninjau, Sumatera Barat .
Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah seorang tokoh pergerakan nasional yang berjuang melawan kolonial Belanda, Rasuna Said lahir pada tanggal 2 September 1910.
Beliau seorang aktivis perempuan yang terlibat dalam perjuangan nasional untuk kemerdekaan indonesia. Rasuna Said aktif dalam organisasi perempuan Muhammadiyah yang memperjuangkan hak-hak perempuan,pendidikan dan juga kesejahteraan masyarakat.
Rasuna Said juga berperan dalam mendirikan Serikat Perempuan Indonesia (SPI) pada tahun 1928 yang bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan perempuan dan memperdayakan perempuan dalam masyarakat.
Setelah Indonesia merdeka Rasuna Said terus berkontribusi dalam pembangunan nasional dan beliau juga mendirikan berbagai organisasi sosial dan amal untuk membantu masyarakat.
Selanjutnya sosok wanita dari Minangkabau ialah Siti Roehana Koeddoes atau sering disebut Rohana Kudus, beliau lahir pada tanggal 20 Desember di Koto Gadang, Sumatera Barat.
Rohana Kudus adalah jurnalis Indonesia dan juga sebagai tokoh pendidikan, Rohana Kudus selalu gigih dalam memperjuangkan kesetaraan dan kebebasan berekspresi perempuan, kecenderungan dalam dunia jurnalistik dan pendidikan menjadikan beliau orang pertama yang mendirikan sekolah khusus perempuan yanh bernama “Sekolah Koeddoes” yang memberdayakan perempuan melalui banyak program. Beliau juga dikenal sebagai perintis surat kabar wanita atau yang sering disebut “Soeting Melajoe”. Pertama kali terbit pada tanggal 10 Juli 1912.
Sepanjang karir beliau terus menulis tulisan yang mendorong perempuan untuk membela hak-hak kesetaraan dan melawan penjajahan. Pada bulan Februari 1911 Rohana Kudus mendirikan suatu perkumpulan pendidikan perempuan yang diberi nama Kerajinan Amai setia (KAS), pendidikan ini secara khusus bertujuan untuk mengajarkan anak perempuan kerajinan dan keterampilan.
Tulisan- tulisan Rohana Kudus kebanyakan berisi ajakan kepada kaum perempuan agar lebih mempertahankan hak-hak perempuan sebagai mana mestinya. Beliau pun mengeritik pemerintahan Belanda yang selalu menindas kaum perempuan. Kutipan dari Rohana Kudus “Aku ingin berbuat lebih banyak lagi untuk menolong kaum perempuan”.
Karena perempuan di Minangkabau diletakan dalam derajat yang sangat tinggi dan mulia, dimana posisi perempuan di Minangkabau dilambangkan sebagai limpapeh rumah nan gadang sumarak anjungan tinggi, yang diartikan sebagai keberadaan perempuan sebagai penjamin keberadaan suku (kaum).
Menurut penulis, Begitu banyaknya pemikir-pemikir bangsa indonesia yang berasal dari minangkabau, dikutip dari tulisan soekarno, Bekerja seperti orang jawa, Berbicara seperti orang batak dan Berpikir seperti orang minang, karna tidak heran pahlawan nasional kemerdekan banyak yang dari Minangkabau. (**/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih