Oleh : Dodi Mahisa Putra, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas
Foto ilustrasi dikutip dari google image |
JAUH sebelum ilmu medis memasuki Sumatera Barat. Orang Minangkabau telah memanfaatkan jasa dukun kampung untuk mengobati penyakit. Tingginya kepercayaan terhadap dukun tentu dapat dimaklumi.
Mengingat sebelum berbondong-bondongnya putra terbaik minang ke school pot opliding van indische Artsen di Batavia tahun 1927.komplek sitas masalah kesehatan , termasuk persalinan sudah ditangani oleh dukun.
Awal munculnya fenomena dukun dan pengobatan tradisional di mulai dari zaman prasejarah. Dimulai dari tradisi food Producing manusia Prasejarah telah membentuk suatu koloni untuk hidup bersama.
Salah satu faedah yang muncul pada masa itu adalah pemilihan seorang pemimpin yang dianggap memiliki kesaktian, dan mampun berkomunikasi dengan roh leluhur.
Orang inilah yang dikenal pada masa kini dengan sebutan dukun. Dominannya praktek perdukunan dikunan di Nusantara telah di gambarkan oleh De Zwaan dan Freidenwald.
De Zwaan menegaskan, pengobatan tradisional dan praktek perdukunan sudah menjadi fenomena umum. Dan tidak perlu di sangsikan lagi bahwa praktek perdukunan tidak memiliki spesialis keperawatan di samping spesialis kuratif dan kebidanan.
Ilmu pengobatan tradisional di Nagari Koto Anau biasanya juga merupakan ilmu yang turun-temurun berbeda dengan pewarisan harta pusaka atau gelar pusaka. Ilmu pengobatan ini dapat diwariskan kepada anak di samping kepada kemenakan atau cucu.
Tidak semua orang tepat untuk dapat diwarisi ilmu pengobatan yang sering dipanggil tukang ubek atau yang ahli dalam hal pengobatan. Dalam masyarakat kota Anau makna dokter pada masa lampau disebut dukun atau urang kapiturunan.
Tidak sebatas laki-laki yang menekuni profesi ini perempuan pun memiliki keahlian seperti menolong bersalin, dan memijat berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
Namun di antara pengobatan tradisional yang ada di Nagari Koto Anau yang menarik kasusnya adalah dukun patah tulang yang dikenal yang ditekuni keturunan Jorong Korong Laweh.
Tidak diketahui pasti kapan profesi dukun patah tulang ini muncul dan dikuasai oleh mayoritas orang korong Laweh. Menurut salah seorang dukun patah tulang yang sudah lama menekuni profesi tersebut Nur Zaimah wawancara tanggal 13 Juli 2013 di Korong Laweh Nagari kota Anau.
Adapun ramuan cara membuat minyak urutnya adalah sebagai berikut: Kelapa Tiga buah, kemudian dicampur dengan urat Pakis, urat sikilia, urat ke layau dan urat rurutan. Setelah seluruh ramuan minyak dicampur menjadi satu menurut Nur Zaimah harus dimantra ketika ia mau memijat si pasien.
Macam-macam dukun yang ada di Koto Anau antara lain :
- Dukun pijat yang bekerja untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan karena kurang berfungsinya urat-urat dan aliran darah sehingga orang yang merasa kurang sehat atau sakit pun perlu diurut supaya sembuh.
- Dukun pangkal putung atau dukung patah tulang misalnya akibat jatuh dari pohon tergelincir atau kecelakaan.
- Dukun ketunangan yaitu dukun yang dimintai nasehat tentang waktu yang sebaiknya dipilih melakukan sesuatu usaha yang penting seperti saat mulai menanam padi mulai panen atau mengawinkan anak. Nasehat yang diberikan berupa perhitungan hari mana yang baik.
- Dukun yang pandai mengobati orang-orang yang digigit ular berbisa
- Dukun bayi yang dukun bayi yaitu mereka yang memberi pertolongan pada waktu kelahiran atau dalam hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan persalinan.
- Dukun perewangan yaitu dukun yang dianggap mempunyai kepandaian magis sehingga dapat memberi pengobatan ataupun nasehat dengan menghubungkan alam gaib atau mereka yang melakukan with magic dan black magic untuk Maksud baik dan maksud jahat.
Cara mewariskan pengobatan tradisional di Nagari Koto Anau ini dari generasi pertama ke generasi berikutnya memakan waktu lama.
Menurut Saniah wawancara tanggal 16 Maret 2013 di Nagari Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya. Seorang anak yang dianggap mampu mewarisi atau menggantikan seorang dukun mulai kecil ia sudah dilatih dengan bermacam ilmu dan beragam istilah pengobatan.
Setelah memahami si anak disuruh mencari daun-daun ramuan obat sebagai pembantu dukun tersebut. anak sekaligus sudah berkenalan secara baik dengan macam-macam ramuan obat yang harus diketahui.
Apabila sudah menjadi dukun pula walaupun anak dukun hanya bertugas sebagai pencari ramuan dan membantu si dukun tetapi proses pendidikan sudah mulai berjalan Karena untuk mengenal macam-macam daun obat-obatan jumlahnya tidak sedikit.
Selain membantu, sebagai generasi penerus si anak harus mengetahui ramuan mana yang tepat untuk suatu penyakit. Hal ini dilakukan sebelum ia beranjak dewasa. Apabila anak sudah mulai meningkat dewasa kepadanya diajarkan bagaimana cara memantra-mantrai obat karena pengobatan tradisional itu dilakukan dengan cara demikian.
Ramuan yang tidak di mantrai, tidak akan dapat menyembuhkan penyakit, karena memang seperti itulah kepercayaan yang dianut dalam negeri Koto Anau tersebut.
Munculnya kesadaran dari masyarakat untuk beralih ke pengobatan tradisional, ataupun menggabungkan medis dengan alternatif, merupakan suatu pilihan yang tidak dapat dipungkiri oleh pemerintah.
Pengobatan tradisional bukan barang baru lagi dalam sistem pengetahuan masyarakat Indonesia. Kesadaran masyarakat untuk menuliskan pengetahuan kesehatan, penyakit dan proses penanggulangannya, sudah bisa ditemukan dalam naskah-naskah kuno, prasasti, dan relief candi.
Naskah-naskah kuno yang memuat pengobatan dan obat-obatan tradisional Itu tidak seluruhnya bisa ditemukan di setiap daerah.
Di Nagari Koto Anau, pengetahuan pengobatan tradisional yang biasa diperankan dukun patah tulang, dukun pijat, dukun tawa, dukun bayi umumnya bersifat ingatan dan diturunkan secara lisan.
Ingatan yang terjaga dari generasi ke generasi ini, tidak seluruhnya dapat diturunkan kepada anak-cucu mereka.
Kecenderungan yang ada di nagari Koto Anau, baik dukun patah tulang, tawa, dan dukun bayi umumnya memperoleh kemampuan untuk mengobati dan membuat ramuan obat obatan ketika mereka berumur 40 tahun dan sudah berumah tangga.
Disamping itu, dalam proses mendapatkan ilmu itu tidak seluruhnya mendapati langsung dari orang tuanya. Ada yang memperoleh ilmu itu berdasarkan bisikan halus, dari mimpi, atau dari dorongan kuat dari dirinya. Setelah mempraktikannya, para calon dukun itu “dibai’at” oleh orang tua mereka, dimana sebelumnya harus memenuhi beberapa persyaratan khusus. (***/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih