Oleh : Aidil Fitra Raihan, Program Studi Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
email : raihansjalah1@gmail.com
Foto ini dikutip dari wikipedia |
SALAH satu kekayaan budaya yang menarik untuk dieksplorasi adalah seni bela diri tradisional dari Minangkabau yang dikenal dengan sebutan Silek Harimau.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menggali terkait keunikan budaya minang yaitu silek harimau. Metode penelitian ini penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keunikan budaya minang yaitu silek harimau masih terus dilestarikan di minangkabau.
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi yang beragam. Salah satu kekayaan budaya yang menarik untuk dieksplorasi adalah seni bela diri tradisional dari Minangkabau yang dikenal dengan sebutan Silek Harimau.
Silek Minangkabau berbeda dari pencak silat dan silat pada umumnya.Walaupun dipertunjukkan sebagai bidang olahraga bela diri, tetapi cenderung terekspose sebagai keterampilan berkelahi.
Silek Minangkabau merupakan representasi dari inti ajaran adat, tidak untuk dipertunjukan dan jauh dari tujuan provokasi konflik. Hal itu disebabkan silek, mengajarkan filosofi adat Minangkabau.
Masyarakat Minangkabau, silek mempunyai dua peranan. Pertama, silek sebagai seni bela diri dan dinamakan silek. Kedua, silek sebagai permainan yang dinamakan pancak.
Pancak merupakan tangga atau satu tahapan awal dalam mempelajari silek, terdapat banyak silek di Minangkabau.
Silek Harimau adalah seni bela diri yang berasal dari Sumatera Barat. Dikatakan Silat Harimau memiliki gerakan yang digunakan menyerupai teknik dan filosofi harimau.
Silat Harimau memiliki teknik yang gesit dan gerakan yang begitu indah. Namun, dibalik teknik dan gerakan yang tersebut, terdapat berbagai serangan mematikan yang diterapkan untuk melumpuhkan musuh dengan sangat cepat.
Silek Harimau Minangkabau memiliki sejarah panjang yang diyakini berasal dari zaman kerajaan Minangkabau. Seni bela diri ini dikembangkan oleh para pejuang Minangkabau sebagai bentuk pertahanan diri dan strategi perang Pada awal sejarahnya, silat harimau hanya diajarkan pada saat peperangan saja dan hanya dipakai oleh para pengawal kerajaan.
Silat harimau pertama kali tercipta di daerah Pariangan, pada tahun 1119 oleh Datuk Suri Dirajo. Ketika itu, Datuk Suri Diarjo melatih para pasukan kerajaan dengan berbagai gaya silat yang berbeda-beda, karena pada zaman dahulu, para pasukan silat sering menghadapi pertempuran satu lawan satu, satu lawan tiga, atau satu lawan empat.
Kunci utama para pesilat untuk memenangkan pertempuran tersebut adalah dengan mengalahkan langsung musuh secepat mungkin
Silek Harimau Minangkabau tidak hanya sekadar teknik bela diri, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis yang tinggi.
Prinsip keselarasan dengan alam dan kehidupan sehari-hari merupakan aspek penting dalam Silek Harimau.
Teknik atau jurus yang dilancarkan oleh para pendekar Silek Harimau dipercaya dapat melumpuhkan musuh dengan sangat cepat.
Jurus atau gerakan yang dilancarkan itu terkenal cukup menyakitkan, maka tak heran jika serangannya mampu membuat lawan tak berkutik dan hanya bisa merebah di bawah dengan tubuh yang tidak bisa melawan balik.
Dalam Silek Harimau Minangkabau terdapat beberapa gerakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap praktisi. Gerakan-gerakan ini meliputi pukulan, tendangan, dan tangkisan yang unik dan efektif dalam pertempuran.
Gerakan silat harimau tergolong pada gerakan harimau campa yang merupakan hasil perpaduan dengan pendatang asal Champa dengan ciri khas gaya bertempurnya close combat, dimana saat pertempuran, para pesilat langsung diposisi barisan depan.
Gaya inilah yang kedepannya akan menjadi cikal bakal berdirinya Silek Harimau yang diajarkan oleh Edwel Yusri Datuak Rajo Gampo Alam.
Selain teknik bela diri tanpa senjata, Silek Harimau Minangkabau juga melibatkan penggunaan senjata tradisional Senjata khas yaitu pisau genggam kecil berbentuk melengkung seperti cakar harimau.
Dunia barat menyebutnnya Karambit dan di Minang disebut Kerambit/Karambiak. Senjata ini termasuk berbahaya karena dapat digunakan menyayat maupun merobek anggota tubuh lawan secara cepat dan tidak terdeteksi.
Karambit sengaja dirancang lebih melengkung seperti kuku harimau, setelah melihat harimau bertarung dengan menggunakan cakarnya, hal ini sejalan dengan falsafah minangkabau yang berbunyi alam takambang jadi guru.
Senjata Karambit ini biasa digunakan dalam Silat Harimau karena melambangkan cakar dan ada juga yang mengunakan pisau yang melambangkan taring dari harimau.
Pakaian yang digunakan untuk silek adalah pakaian berwarna hitam yang lebih terkenal dengan sebutan endong atau galembong.
Hitam ini sendiri memiliki makna tahan tapo (tahan terpaan) dan tentu saja pakaian hitam ini lebih baik digunakan untuk silat dibandingkan dengan pakaian putih yang terlihat cepat kotor.
Pakaian silek tradisional pisak nya sangat rendah sehingga tidak memungkin pelaku silek menyepak terlalu tinggi, tinggi sepakan paling sampai alat vital lawan saja.
Pakaian Silek dibuat longgar dibagian paha agar memudahkan para pesilek untuk melakukan gerakan-gerakan agar lebih leluasa dan lincah. Gerakan seperti meloncat dan ada beberapa gerakan akrobatik.
Dan ada juga yang namanya deta, sebutan untuk ikat kepala yang dibentuk menyerupai tanduk beragam corak terpasang kokoh di kepala.
Silek Harimau Minangkabau tidak hanya menjadi seni bela diri yang populer di kalangan masyarakat Minangkabau, tetapi juga berperan dalam mempertahankan warisan budaya mereka. Generasi muda diajarkan untuk menghargai dan menjaga keunikan dari seni bela diri ini.
Silek Harimau Minangkabau juga memiliki peran dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau. Nilai-nilai seperti disiplin, kesabaran, dan keberanian yang ditanamkan dalam seni bela diri ini membantu membangun karakter yang kuat dan bertanggung jawab.
Seiring dengan perkembangan teknologi, Silek Harimau Minangkabau juga mengalami perubahan. Pelatihan dan penyebaran informasi tentang seni bela diri ini semakin mudah diakses melalui media sosial dan platform online.
Berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan dan mengembangkan Silek Harimau Minangkabau. Sekolah-sekolah Silek Harimau didirikan untuk melatih generasi muda dalam seni bela diri ini, sementara komunitas pecinta Silek Harimau bekerja sama dalam mengadakan acara dan pertunjukan untuk mempromosikan keunikan budaya Minangkabau.
Dapat disimpulkan, Silek Harimau Minangkabau adalah warisan budaya yang berharga dari Minangkabau. Melalui seni bela diri ini, nilai-nilai kehidupan dan filosofi kuno tertanam dalam masyarakat.
Sementara teknik dan gerakan yang unik menjadikan Silek Harimau sebagai seni bela diri yang menarik dan efektif. Dalam menghadapi era modern, Silek Harimau terus mengalami perkembangan dan menjadi bagian penting dalam memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia. (**/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih