Malamang di Pariaman

0

Oleh : Afrima Fahsa, Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas


Foto Google Image



PARIAMAN adalah sebuah kota yang tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kekayaan budaya dan tradisi kulinernya.


Salah satu tradisi kuliner yang masih dipertahankan hingga kini adalah "Malamang". 


Malamang adalah proses pembuatan lemang, makanan khas yang terbuat dari beras ketan yang dimasakan kedalam bambu.


Tradisi malamang merupakan cara memasak dengan menggunakan media bambu yang kemudian dibakar di atas bara api.


Tradisi malamang pertama kali diperkenalkan oleh Syekh Buhanuddin kepada masyarakat Padang Pariaman pada saat beliau menyiarkan agama islam di daerah Ulakan.


Tradisi ini tidak hanya sekadar aktivitas memasak, tetapi juga dengan nilai-nilai kebersamaan dan bergotongroyong.


Tradisi ini telah ada sejak zaman dahulu dan biasanya dilakukan menjelang hari-hari besar keagamaan atau upacara adat lainnya.


Proses ini melibatkan banyak orang, dari anak-anak hingga orang tua, yang bekerja sama mempersiapkan bahan-bahan dan memasak lemang.


Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, gotong-royong, dan kekeluargaan yang sangat kuat dalam budaya Minangkabau.


Proses pembuatan lemang dalam tradisi Malamang cukup unik dan memerlukan keterampilan khusus seperti berikut.



Persiapan Bahan :

 
Bahan utama yang digunakan adalah beras ketan, santan kelapa, garam,daun pisang dan bambu.

 

Mempersiapkan Bambu :


Bambu dipotong sesuai ukuran yang diinginkan, kemudian dibersihkan dan dilapisi dengan daun pisang di bagian dalamnya.


Mengisi Bambu:



Beras ketan yang sudah dicuci bersih dicampur dengan santan dan garam, kemudian dimasukkan ke dalam bambu yang telah dilapisi daun pisang.



Memasak Lemang :


Bambu yang telah berisi campuran beras ketan dan santan tersebut kemudian dipanggang di atas bara api.


Proses ini memerlukan kesabaran dan perhatian khusus, karena bambu harus diputar secara berkala agar lemang matang merata.


Menyajikan Lemang :


Setelah matang, lemang dikeluarkan dari bambu dan siap disajikan. Biasanya lemang disajikan dengan lauk-pauk seperti rendang atau serundeng.



Dalam cerminan dari kehidupan sosial masyarakat Pariaman. Dalam prosesnya, terjadi interaksi dan komunikasi antarwarga yang mempererat tali persaudaraan.


Anak-anak belajar dari orang tua tentang pentingnya kerja sama dan ketekunan. 


Para ibu biasanya bertanggung jawab dalam persiapan bahan, sementara para bapak mengurus proses pemanggangan.


Selain itu, Malamang juga menjadi sarana untuk melestarikan tradisi dan budaya leluhur. 


Dalam era modern seperti sekarang, menjaga tradisi ini menjadi semakin penting agar generasi muda tidak melupakan akar budaya mereka.



Tradisi Malamang di Pariaman adalah salah satu warisan budaya yang sangat berharga.


Proses pembuatan lemang yang melibatkan seluruh anggota masyarakat menunjukkan betapa pentingnya nilai kebersamaan dan gotong-royong dalam budaya Minangkabau.


Dengan menjaga dan melestarikan tradisi ini, masyarakat Pariaman tidak hanya mempertahankan identitas budaya mereka, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus.


Malamang bukan sekadar tentang membuat lemang, tetapi juga tentang merajut kebersamaan dan memperkuat ikatan sosial dalam komunitas.


Semoga tradisi ini terus dipertahankan dan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menjaga warisan budaya mereka.


Tags

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top