Oleh : Monika Ramadan, Mahasiswa Hukum Keluarga, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
Foto Penulis |
KITA sudah tidak asing lagi dengan istilah gen Z, gen Z adalah anak-anak dengan kelahiran 1997-2012. Yang mana anak-anak pada zaman ini sangat bergantung terhadap teknologi.
Di era Gen Z saat ini tentunya tidak asing dengan istilah pacaran, pacaran sudah menjadi hal wajar di kalangan Gen Z.
Secara terminologi, pacaran dapat dipahami sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang berlainan jenis yang hubungannya didasari oleh perasaan romantis.
Normalisasi pacaran mengarah pada pengakuan bahwa pacaran merupakan salah satu cara untuk menjalin hubungan interpersonal.
Namun pada dasarnya perlu kita ketahui bahwa pacaran ini adalah sumber stress untuk anak-anak usia remaja.
Karena mereka masih banyak yang dibawah umur, yang mana di usia 15-20 tahun itu adalah masa-masa untuk mengembangkan diri dan mencari pengalaman yang bagus untuk peningkatan diri mereka di masa depan.
Normalisasinya hubungan pacaran di kalangan remaja Gen Z berhubungan dengan proses pubertas remaja saat ini yang tidak lepas dari pengaruh globalisasi yang menyebar tanpa terkendali.
Pengaruh budaya luar yang bersifat negatif secara perlahan tapi pasti terus menggerus karakter anak bangsa.
Pengaruh globalisasi juga cenderung mengarah pada pergaulan bebasantara remaja dengan lawan jenis dan mulai merambah budaya Barat yang sangat berbeda dengan budaya lokal.
Akan memunculkan fenomena pacaran ala Barat yang kini sudah dinormalisasi oleh sebagian besar remaja Gen Z, yang mempengaruhi normalisasi pacaran terhadap gen z ini bisa kita lihat dari budaya luar negeri.
Sehingga ditakutkan anak diusia dini yang menormalisasikan pada anak di usia dini akan menimbulkan hal-hal buruk yang akan terjadi diluar kendali kita.
Contohnya saja, banyak sekali kasus hamil diluar nikah, dan perceraian pada pernikhaan dini yang mana, semua itu terjadi karena generasi muda tidak mengindahkan aturan yang berlaku dan salah satunya juga karena menormalisasikan pacaran pada gen z.
Ada juga yang berpendapat jika pacaran yang terjadi di era gen z ini bisa menumbuhkan rasa percaya diri, saling support, menambah semangat hidup dan merasa disayangi oleh lawan jenis.
Kemudian ada juga pendapat lain yang mengatakan jika pacaran ini hanya membuang waktu saja, oleh karena itu beberapa dari mereka ada yang lebih mementingkan untuk mencintai diri mereka, karena dari contoh yang diliat pacaran itu menambah strees.
Menghabiskan waktu untuk mengupgrade diri akan lebih menguntungkan diusia muda ini karena, pada usia saat ini adalah usia yang bagus untuk meingkatkan personal branding kita.
Mencoba hal-hal baru yang mana kesempatan ini hanya dapat kita rasakan sekali dalam seumur hidup. karena seperti yang kita liat pada saat sekarang ini, anak muda di jaman sekarang berkencan layaknya suami istri bahkan melebihi suami istri.
Hal ini yang menimbulkan rasa sedikit kurang nyaman terhadap masyarakat karena hal tersebut. Namun kembali lagi kepada diri masing-masing individu, yang mana tidak semua orang yang pacaran akan melakukan overshowing rasa nyaman terhadap pasanganya.
Yang perlu dilakukan agar menciptakan relationship yang sehat dengan lawan jenis, kita harus mencari pasangan yang memiliki tujuan yang sama dengan kita, contohnya memeiliki tujuan yang sama dalam pendidikan.
Memberikan batasan dalam berpacaran contohnya tidakbertemu dengan pacar saat dimalam hari, guna untuk menghindari pikiran buruk masyarakat terhadap kita.
Melakukan hal-hal yang positif atau yang bermanfaat guna meningkatkan jiwa produktif dalam diri kita. Sekali lagi kembali pada diri masing-masing, hanya kita yang bisa mengatur bagaimana seharusnya dan apa yang harusnya kita pilih untuk menjadi generasi yang bijak. (**/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih