Oleh : Lailatul Sa’diah/Mahasiswi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Foto ilustrasi by google image |
TAHUN BARU ISLAM pada kalender hijriyah diperingati pada 1 Muharam. Tahun baru Hijriyah merupakan momentum penting dalam sejarah islam, dimana peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Mekah ke Kota Madinah.
Latar belakang kenapa diperingati tahun baru hjriyah pada 1 muharam karena usulan dari sahabat nabi Muhammad Umar Bin Khatab r.a, dengan pertimbangan bahwa dengan hijrah ini masa perubahan dalam keislaman dan titik perjuangan dalam islam yang melahirkan kesempurnaan dalam nilai keislaman, dan disitulah didapatkan kenyamanan dalam ibadah.
Kurangnya antusias kaum muda terutama Gen Z dalam menyambut Tahun baru islam disebabkan karena minimnya pengetahuan terhadap sejarah tahun baru hijriyah.
Terlebih dengan fenomena sebaliknya yang terjadi selama ini justru tidak sedikit dari kalangan umat Islam di era ini yang sebagian populasinya didominasi oleh Gen-Z malah ikut-ikutan kalangan dengan non Muslim berlebih-lebihan dalam menyambut tahun Masehi yang notabenenya bukan tradisi islam.
Dimana kegiatan yang dilakukan yaitu mabuk-mabukan, berfoya foya dan menimbulkan kemaksiatan didalamnya.
Sehingga muncul berbagai pendapat dari bebagai ulama mengenai perayaan tahun baru masehi oleh umat islam.
Menurut Syaikh Sholeh Al- Fauzan Hafizhohullah, bahwa perayaan tahun baru termasuk yang tidak disyariatkan.
Karena hari raya kaum muslim hanya ada dua , yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan, “Orang-orang jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan mukhrojan), beliau mengatakan, “Dulu kalian memiliki dua hari untuk bersenang-senang di dalamnya, sekarang Allah swt telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.”
Menurut ustadz abdul somad kenapa islam melarang merayakan tahun baru, karena yang jadi permasalahan inti bukan dari kalendernya tetapi budaya dan kebiasaan yang di lakukan seperti mabuk-mabukan, begadang, pacaran karena itu lah sebab terjadi fenomena tahun baru.
Kondisi ini dinilai Kiai Shafraji merupakan efek dari kurangnya pemahaman generasi muda terutama Gen Z pada sistem kalender Islam.
Kalender Islam kalah populer pada kalender Masehi, karena memang dunia secara umum memang memakai kalender Masehi.
Memang berbagai macam pandangan ulama mengenai perayaan tahun baru masehi, namun yang patut digaris bawahi merayakan tahun baru masehi merupakan tradisi atau adat istiadat yang tidak mememiliki korelasi dengan agama.
Alangkah lebih baiknya umat islam mencari pengetahuan mengenai pentingnya merayakan tahun baru hijriyah dari berbagai literatur dengan memahami sejarah tahun baru hijriyah.
Sehingga kaum muda teruatama Generasj Z dapat lebih memprioritaskan dan meningkatkan pemahaman mengenai Tahun baru hijriyah. (**/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih