Menyelami Konflik Identitas dalam Novel Karya Abdoel Moeis
Oleh Nadia Ef/Mahasiswa FIB Universitas Andalas
Foto by google image |
Novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1926, menjadi salah satu karya sastra Indonesia modern yang paling berpengaruh.
Melalui pendekatan antropologi sastra, novel ini tidak hanya menyajikan kisah fiksi, tetapi juga potret kehidupan masyarakat Minangkabau pada awal abad ke-20.
Konflik identitas budaya yang dialami tokoh utamanya, Hanafi, menggambarkan benturan nilai-nilai tradisional Minangkabau dengan pengaruh modernitas Barat.
Budaya Minangkabau dan Modernitas
Salah satu elemen penting dalam novel ini adalah representasi budaya Minangkabau, khususnya sistem adat matrilineal yang menjadi fondasi masyarakatnya.
Sistem ini menempatkan perempuan sebagai pusat dalam struktur sosial dan memberikan peran besar dalam pengambilan keputusan keluarga.
Sebagai contoh, keluarga Hanafi mendesaknya untuk menikahi Rapiah, seorang perempuan Minang yang sesuai dengan adat.
Namun, Hanafi, yang telah terpapar pendidikan Barat, menolak keputusan tersebut dan memilih menikahi Corrie, perempuan Eropa yang merepresentasikan gaya hidup modern.
Pilihan Hanafi mencerminkan pergulatan antara nilai-nilai tradisional yang mengutamakan kolektivitas dengan nilai modern yang menonjolkan kebebasan individu.
Konflik ini tidak hanya menunjukkan ketegangan dalam kehidupan pribadi Hanafi, tetapi juga dinamika sosial masyarakat Minangkabau yang sedang menghadapi perubahan besar akibat kolonialisme dan modernisasi.
Benturan Budaya Timur dan Barat
Melalui pernikahan Hanafi dengan Corrie, Abdoel Moeis mengangkat tema besar benturan budaya Timur dan Barat.
Pendidikan dan gaya hidup modern yang dijalani Hanafi membuatnya mempertanyakan adat Minangkabau yang dianggap terlalu mengikat.
Namun, di sisi lain, kegagalannya menyesuaikan diri dengan kehidupan Barat menunjukkan pentingnya akar budaya dalam membentuk identitas seseorang. (**/)
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih