Oleh: Wahyu Saptio Afrima
![]() |
Gambar ilustrasi. Foto by google image |
Kriminalitas merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang melanggar hukum dalam suatu negara. Perbuatan yang dapat merugikan individu, kelompok, dan masyarakat. Memahami peningkatan kejahatan remaja sangatlah penting.
Di Minangkabau, daerah yang dikenal kaya akan budaya dengan sistem kekerabatan matrilineal yang unik. Peran Mamak mulai mengalami pergeseran sehingga menyebabkan meningkatnya kenakalan remaja di banyak daerah.
Kenapa kenakalan remaja disangkut pautkan dengan peran Mamak? Sebenarnya bagaimana kedudukan dan peran Mamak dalam budaya Minangkabau?.
Mamak adalah adik atau laki- laki dari ibu, mungkin setiap daerah di Indonesia memiliki penamaan yang berbeda terhadap saudara laki- laki dari ibu, misalnya om, atau paman.
Sebutan Mamak tidak hanya dilekatkan pada saudara laki- laki kandung dari ibu saja, tetapi juga kepada laki- laki dewasa yang sesuku dengan ibu.
Setiap laki- laki dewasa yang sesuku dengan ibu tetap dipanggil mamak. Suku dalam konteks Minangkabau sama seperti klan atau kelompok dalam masyarakat yang ditentukan melalui garis ibu, suku anak pasti sama dengan suku yang dimiliki ibunya. Anak dari saudara perempuan disebut kamanakan (keponakan).
Dalam pepatah Minangkabau, tugas dan peran mamak digambarkan sebagai berikut “Kaluak paku kacang balimbiang, tampuruang lenggang- lenggangkan, anak dipangku kamanakan dibimbiang, urang kampuang dipatenggangkan” (kelok paku kacang belimbing, tempurung lenggang- lenggangkan, anak dipangku, kemenakan dibimbing, orang kampung ditolong juga”.
Maksudnya adalah selain berkewajiban menafkahi dan mendidik anaknya, mamak juga mempunyai kewajiban untuk mendidik kemenakannya baik dari pengetahuan agama dan juga adat.
Mamak lah yang mengajari kemenakan mengaji atau bersilat khususnya kemenakan laki- laki. Jika dia tidak bisa mengajari, maka Ia berkewajiban untuk mencarikan guru untuk kemenakannya.
Zaman dahulu mamak mengajari sanak kemenakan di Surau, mamak bisa mengontrol kemenakannya sehingga bisa meminimalisir kegiatan yang dilakukan kemenakannya. Mamak begitu dihormati, mamak memiliki wibawa dimata kemenakan.
Namun hari ini kenyataannya terlihat begitu jauh berbeda. Kejahatan remaja terus meningkat, dan ini adalah masalah yang tidak dapat diabaikan oleh siapa pun.
Semakin banyak anak muda yang terlibat dalam kegiatan yang mengarah pada masalah hukum. Tawuran, Pencurian, vandalisme, dan bahkan pelanggaran yang lebih serius menjadi hal yang umum.
Peningkatan ini tidak hanya terjadi dalam semalam. Hal ini berkembang dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk dinamika keluarga, pendidikan, khususnya tugas dan fungsi mamak dalam masyarakat.
Dalam beberapa tahun terakhir peran mamak tampaknya semakin memudar. Hal ini bisa dilihat dari maraknya tawuran di kalangan remaja, khususnya di daerah perkotaan di Sumatera Barat.
Meningkatnya angka pengguna narkoba, pencurian, bahkan berujung pembunuhan. Beberapa waktu lalu, publik digemparkan oleh kasus pembunuhan dan pemerkosaan gadis penjual gorengan oleh seorang pria di salah satu daerah di Kabupaten Padang Pariaman.
Selain karena mirisnya kasus ini, masyarakat juga bertanya- tanya tentang keberadaan dan tugas mamak anak gadis tersebut.
Seharusnya mamak lah yang bertugas membantu mencukupi nafkah kemenakannya jika mereka dalam kekurangan.
Memudar dan hilangnya peran mamak tentu saja didasari banyak sebab. Diantara faktor tersebut adalah banyak keluarga yang beralih dari struktur tradisional.
Urbanisasi dan migrasi ke kota membuat keluarga besar sulit untuk tetap dekat. Ikatan keluarga yang kuat, yang dulu dianggap biasa, kini melemah.
Anak- anak tidak diajarkan bagaimana kedudukan mamak di dalam keluarga, sehingga mereka tidak lagi paham bagaimana kedudukan dan peran mamak, sehingga kewibawaan mamak memudar.
Ketika anak-anak tidak memiliki pengaruh yang membimbing, ke mana mereka berpaling? Seringkali, mereka mencari koneksi di luar keluarga, yang dapat menyebabkan masalah.
Ketika peran Mamak berkurang, anak-anak kehilangan pelajaran penting. Mereka kehilangan mentor yang dapat mengajarkan mereka tentang rasa hormat, tanggung jawab, dan konsekuensi.
Tanpa bimbingan ini, anak muda mungkin tidak memahami dampak dari tindakan mereka. Mereka mungkin akan berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu yang salah jika ada orang yang mendengarkan atau berbagi pengalaman.
Faktor kedua adalah karena mamak tidak lagi bisa dijadikan tempat bertanya dan mengadu. Dalam sebuah ungkapan adat berbunyi “Mamak badagiang taba, kamanakan bapisau tajam” maknanya adalah mamak di ibaratkan sebagai orang kaya, baik kaya harta maupun kaya ilmu pengetahuan.
Saat dunia semakin berkembang, maka permasalahan sanak kemenakan semakin kompleks pula, saat pengetahuan mamak tidak ada dalam menjawab setiap permasalahan kemenakan tentu saja menyebabkan kekecewaan.
Belum lagi persoalan harta, mamak bertugas mengelola dan menjaga harta pusako tinggi namun ada beberapa fenomena yang terjadi ketika mamak semaunya menjual harta pusako tinggi.
Tindakan tersebut sangat dilarang, karena ada ketentuan dan sebab yang menyebabkan harta tersebut dijual. Sebab harta pusako tinggi adalah kepemilikan komunal, dan dimanfaatkan Bersama bukan hak pribadi.
Tindakan ini yang menyebabkan kebesaran mamak hilang dan perkataannya tidak didengarkan lagi oleh kemenakan.
Faktor lainnya adalah pengaruh teknologi.
Anak muda saat ini terpaku pada layer gadget. Media sosial dan video game dapat membuat mereka terpapar pada perilaku negatif. Informasi apapun masuk dan berlalu lalang di gadget mereka tanpa tersaring.
Tanpa Mamak yang mendampingi, anak-anak dapat meniru apa yang mereka lihat secara online. Anak- anak nongkrong- nongkrong dengan teman sebaya tanpa ada pengawasan, berawal dari game online, hingga saling cekcok lewat chat dengan tongkrongan lain yang berakhir tawuran.
Pendidikan sebagai sektor formal memiliki peran penting dalam membentuk pikiran anak muda. Disebabkan karena terjadinya pergeseran budaya, dan mulai meredupnya peran mamak.
Sekolah dan instansi terkait harsus menyertakan program ataupun kurikulum yang membantu siswa memahami pentingnya mamak dan nilai- nilai keluarga dalam masyarakat.
Gerakan kesadaran tentang bahaya kenakalan remaja perlu disuarakan bagi seluruh orang tua
Untuk seluruh mamak, lembaga adat, instansi pemerintah perlu adanya kolaborasi terkait isyu kenakalan remaja.
Baik dalam bentuk pertemuan, seminar, diskusi serta edukasi mengenai peran mamak dalam keluarga dan masyarakat. Jika mamak kembali menjalankan fungsi nya, mungkin kenakalan remaja bisa diminimalisir, supaya sanak kemenakan remaja penerus bangsa benar- benar menjadi generasi emas nantinya.
Penulis : Wahyu Saptio Afrima, lahir di Lubuk Alung, Mahasiswa Prodi Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas. Duta Budaya Kabupaten Padang Pariaman 2021, Ketua Lembaga Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau 2024-2025.
Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih