Di ruang Publik Terbuka Plaza Museum Fatahillah, Ribuan Pengunjung Terkesima dan Antusias Nonton Baca Puisi Penyair Perempuan Memperingati RA Kartini

0

 

Pembacaan puisi

JAKARTA-Di ruang publik terbuka plaza Museum Fatahillah-kawasan destinasi wisata Kota Tua Jakarta Barat- ribuan pengunjung dan masyarakat umum lainnya dibuat terkesima dan antusias menonton penampilan baca puisi panggung perjuangan penyair perempuan 'merah putih' dalam rangka memperingati hari RA.Kartini.


Bahkan diantara deretan langskap gedung-gedung tua-dibangun pada zaman kolonial Hindia Belanda- suara bergetar, syahdu, membahana,menghentak-hentak, dan nyaris menjerit histeris.


Saat puisi dikumandangkan -sekitar oleh 19 penyair perempuan Indonesia tersebut- seperti ingin memecah langit terbuka pada Jumat sore itu (18/4/2025) yang sempat mencurahkan hujan rintik-rintik sejuk, tetapi suasana makin bertambah hangat.


Acara sastra baca puisi di ruang publik terbuka kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat -yang telah ditonton langsung ribuan pengunjung dan penonton ini -seperti ingin membuktikan bahwa pentas kesenian baca puisi juga bisa diterima masyarakat umum, diluar penonton masyarakat sastra seperti yang sering dilakukan pada setiap pertunjukan kesenian di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat.


"Pentas baca puisi di ruang publik terbuka tidak kalah dengan penonton pertunjukan sebuah konser musik.Nanti pada tanggal 27 April kami akan lanjutkan lagi di ruang publik terbuka di taman Eco Park Tebet, Jakarta Selatan," ujar Octavianus Masheka, Ketua Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) kepada wartawan di Jakarta, Minggu siang (20/4/2025).


Menurut Bung Okta-panggilan akrabnya di kalangan seniman- acara pentas seni  panggung perjuangan baca para penyair 'merah putih' ini merupakan wujud nyata hasil perjuangan pahlawan nasional RA.Kartini .


Pembacaan puisi


"Tentu saja untuk kemajuan para perempuan di Indonesia disegala bidang termasuk di bidang pendidikan serta kesenian.Acara di plaza atau pelataran Museum Fatahillah eks Kantor Gubernur Hindia Belanda ini diikuti.para penyair perempuan 'ternama' yang selama ini aktif berkarya dan berkegiatan diberbagai media massa, serta event seni dan sastra .TISI ingin memberikan apresiasi sekaligus peringatan RA Karini dengan menghadirkan pentas baca puisi penyair perempuan ," katanya lagi.


Wakil Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat Yusran memberikan kata sambutan dengan mengatakan kita jangan sampai.lupa atas sejarah perjuangan pahlawan nasional Raden Ajang Kartini (berdasarkan Keppres bln Mei tahun 1964-red) dengan cara memperingati dan memperkenalkan perjuangan para pahlawan nasional-termasuk RA.Kartini- kepada generasi masa kini (Gen Z) serta generasi mendatang .


"Dan, harus paham perjuangan RA.Kartini dalam memajukan kaum perempuan melalui gerakan emansipasi atau persamaan hak di bidang pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya," pesannya.


Sampai acara Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih akan berakhir, ribuan penonton masih tetap setia duduk 'manis' menyaksikan pentas seni baca puisi dan musikalisasi puisi dengan iringan guitar akustik.


Mereka duduk tertib-bersama keluarganya- meskipun sempat turun hujan rintik-rintik tetapi tidak sampai mereka beranjak dari tempat duduknya dengan cara lesehan.


Sebanyak 19 penyair perempuan Indonesia tampil dalam acara Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih.


Ada musikalisasi puisi, baca puisi, termasuk dua orang penyair perempuan baca puisi atau ber-improvisasi dengan terjun langsung baca puisi membaur di tengah-tengah ribuan penonton dengan nada suara bergetar, semangat nasionalisme dan penuh semangat perjuangan untuk.cita-cita ibu kita RA Kartini.


"Kalau penampilan kalian kurang maksimal hari ini perbaikilah.Jadikan dirimu seorang  super star, sehingga menarik untuk orang banyak.Pada tanggal 27 April nanti kita akan tampil lebih bagus lagi," pesan Bung Octa di depan semua peserta penyair perempuan usai pentas yang telah diselenggarakan TISI sebanyak delapan kali ini.


Menantang Semua Penyair Perempuan


Para penyair perempuan ditantang untuk segera.merespon yakni apakah emansipasi dan pendidikan perempuan di Indonesia pada saat ini sudah benar-benar terwujud.


"Taman Inspirasi Sastra Indonesia atau TISI menantang semua penyair perempuan untuk segera mempertanyakan dan merespon dua masalah di atas tadi.Khususnya melalui pembacaan karya puisi yang kembali akan ditampilkan oleh TISI melalui sebuah pentas seni dalam rangka memperingati Hari Kartini," ujar Octavianus Masheka, Ketua Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) kepada wartawan di Jakarta baru-baru ini.


Acara Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih -diselenggarakan oleh TISI- akan berlangsung pada Jumat 18 April 2025 mulai pukul 15.30 WIB di pelataran ( plaza)Museum Fatahillah No:1, Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Kota, Jakarta Barat.


"Para penyair perempuan sebanyak 19 orang nantinya akan menulis satu atau dua karya puisi yang bertemakan seputar masalah emansipasi dan.pendidikan perempuan.di.Indonesia, lalu.membacakannya di atas panggung pentas seni," kata Bung Octa yang juga dikenal sebagai seorang penyair dan penyelenggara berbagai event sastra tingkat nasional ini.


Acara Pentas Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih ini telah direspon dan didukung sepenuhnya oleh Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat ,Joko Mulyono serta disupport oleh Kepala Unit Pelaksana Museum Fatahillah-Kota Tua, Esti Utami.


Para penyair perempuan Indonesia yang akan tampil di atas Panggung Perjuangan Penyair Perempuan Merah Putih- untuk baca puisi dalam rangka Hari Kartini 2025 antara lain Devie Matahari, Dyah Kencono Puspito Dewi, Emi Suy, Erna Winarsih Wiyono, Ewith Bahar, Fanny Jonathan Poyk, Halimah Munawir, Mita Katayo, Nia Samsihono, Nunung Noor El Niel, Rinidiyanti Ayabhi, Nurhayati, Shantined, Rias A Saharjo, Rini Intama, dan Rissa Churria


Acara sastra sore hari tersebut juga diselingi sejumlah pertanyaan dari MC.Rissa Churria berupa kuis interaktif kepada para penonton yang berhadiah uang tunai dan sejumlah buku anologi puisi yang disumbangankan oleh para penyair perempuan.(***)


Kontributor : Lasman Simanjuntak

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top