Ratik Tulak Bala Taluak Pariaman di Tepi Laut

0

Penulis : Serly Oktavia, Mahasiswa Universitas Andalas, Padang


Foto ilustrasi sumber google image


Di pesisir pantai desa taluak, kota Pariaman, Sumatera Barat, terdapat sebuah tradisi unik yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Minangkabau. 

---------------------


Tradisi ini dikenal dengan nama Ratik Tulak Bala, sebuah ritual yang dilaksanakan untuk memohon perlindungan dari Allah SWT agar dijauhkan dari segala bentuk bencana dan diberikan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.


Asal Usul dan Makna Filosofis Ratik Tulak Bala


Kata "ratik" dalam bahasa Minangkabau berarti "ritual" atau "upacara", sementara "tulak bala" berarti "menolak bencana". 


Secara keseluruhan, Ratik Tulak Bala merupakan sebuah ritual adat yang bertujuan untuk memohon perlindungan dari Allah SWT agar dijauhkan dari segala bentuk bencana dan diberikan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari dan untuk para nelayan agar mendapatkan ikan yang banyak. 


Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur dan harapan masyarakat agar mendapatkan keselamatan , kelancaran , dalam mencari rezeky di perairan laut dan kegiatan ini yang sudah didanai oleh pemerentah setempat.


Selain itu, Ratik Tulak Bala juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat.


Pelaksanaan Ratik Tulak Bala di Tepi Laut desa taluak kota Pariaman


Di kawasan pesisir Pariaman, tepatnya di Desa Taluk. Terdepat kegiatan tahunan Ratik Tulak Bala dilaksanakan dengan melibatkan unsur-unsur laut sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat setempat. 


Ritual dimulai dengan pemotongan kambing dan makan bersama pada siang hari di balai desa di tepi laut. serta malamnya di lanjutkan  tepatnya setelah isya dimesjid raya desa taluk para pemuda menghimbau masyarakat agar berkumpul di mesjid.


Kemudian dilanjutkan  dengan prosesi berjalan kaki menuju pantai sambil membawa obor dari bambu yang diisi dengan minyak tanah. 


Selama perjalanan, peserta ritual mengumandangkan kalimat tauhid, takbir, dan tahlil dengan penuh kekhusyukan. Yang mana pelaksanaan ini diikuti ileh kepala desa , ninik mamak serta orang yang dipercaya sebagai pembimbing pelaksan ratik tulak bala tersebut. 


Sesampainya di tepi laut, obor-obor tersebut dinyalakan dan diletakkan di sekitar area pantai sebagai simbol penerangan dan perlindungan.


Kemudian, dilakukan pembacaan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat, memohon agar Allah SWT melindungi masyarakat dari segala bentuk bencana dan memberikan keselamatan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.


Setelah doa bersama, dilakukan ritual membuang sesaji ke laut sebagai simbol melepaskan segala bentuk bala dan bencana ke dalam samudra. 


Sesaji yang dibawa biasanya terdiri dari berbagai jenis makanan dan hasil bumi sebagai bentuk rasa syukur atas karunia yang diberikan oleh Allah SWT. 


Kegiatan ini berlasung selama tiga hari , diharu kedua dilakukan arak-arak an lagi menggunakan obar dan di hari ke tigas setelah arak-arakan obor setelah itu kembali lagi ke mesjid dan melakukan penutupan pada acara tersebut.


Selama acara berlangsung di tiga malam itu diharapkan pada nelayan agar tidak turun dulu melaut.


Peran Laut dalam Tradisi Ratik Tulak Bala


Laut memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat pesisir Desa Taluak kota Pariaman. Sebagai sumber mata pencaharian utama, laut menyediakan hasil tangkapan ikan yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari. 


Oleh karena itu, menjaga kelestarian laut dan memohon perlindungan dari segala bentuk bencana yang dapat mengancam kehidupan laut menjadi bagian integral dari Ratik Tulak Bala.


Melalui ritual ini, masyarakat berharap agar hasil laut tetap melimpah dan terhindar dari segala bentuk kerusakan yang dapat mengganggu ekosistem laut. 


Selain itu, Ratik Tulak Bala juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antara manusia dan alam, khususnya laut, sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan terhadap sumber kehidupan yang telah diberikan oleh Allah SWT.


Makna Sosial dan Budaya dari Ratik Tulak Bala


Ratik Tulak Bala bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga memiliki makna sosial dan budaya yang mendalam. 


Melalui pelaksanaan bersama, masyarakat dapat mempererat hubungan sosial dan menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. 


Tradisi ini juga menjadi sarana untuk melestarikan budaya dan adat istiadat Minangkabau yang telah diwariskan oleh nenek moyang. 


Selain itu, Ratik Tulak Bala juga menjadi daya tarik wisata budaya yang menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. 


Dengan melibatkan wisatawan dalam prosesi ritual, mereka dapat lebih memahami dan merasakan langsung nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi ini. 


Kegiatan ini juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui sektor pariwisata dan memperkenalkan budaya Minangkabau kepada dunia luar.


Ratik Tulak Bala di tepi laut desa taluak kota Pariaman adalah cerminan dari kearifan lokal masyarakat Minangkabau yang sarat dengan nilai-nilai keagamaan, budaya, dan sosial. 


Melalui pelaksanaan tradisi ini, masyarakat tidak hanya memohon perlindungan dan keselamatan, tetapi juga mempererat hubungan antar warga dan menjaga kelestarian budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Dengan terus melestarikan.

 

Ratik Tulak Bala, masyarakat Minangkabau turut menjaga dan memperkenalkan kekayaan budaya mereka kepada generasi mendatang dan dunia internasional. (**/)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Mohon Berkomentar Dengan Bahasa Yang Sopan. Terima Kasih

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top